Manfaatkan Teknologi Pertanian, Sekelompok Warga di Kediri Sukses Kembangkan Sayuran Hidroponik
Kediri, (afederasi.com) - Sekelompok warga di Kabupaten Kediri, Jawa Timur sukses melakukan transformasi pertanian dari tenaga konvensional ke era digital.
Perubahan ini tak lepas dari berkembangnya zaman dan teknologi yang cepat maju serta terus mempengaruhi sejumlah kondisi.
Berawal dari lahan sekitar 500 meter persegi di belakang rumah pinggir jalan masuk Dusun Jombangan Desa Tertek Kecamatan Pare itu, digunakan sebagai tempat budidaya berbagai macam sayur hidroponik.
Bukan main-main, sistem dan pengelolaan dari kelompok usaha yang bernama Hikmah Farm ini dioperasikan seluruhnya menggunakan teknologi mesin dan dikendalikan dengan komputer.
Ketua kelompok Hikmah Farm, Sunandar menjelaskan alasan dipilihnya metode tersebut adalah sebagai bentuk jawaban atas kekhawatiran kondisi alam dan iklim yang terjadi saat ini.
Dimana semakin hari lahan di bumi menyempit dan berkurang. Apalagi berbekal dari ilmu pengetahuan pada jurusan pertanian yang ia miliki, membuat tanaman hidroponik yang dikembangkan tak butuh lahan banyak dan tentunya tidak bergantung dengan media tanah.
Dia menuturkan, sudah saatnya Indonesia mengadopsi teknologi sebagai pengelolaan dalam bidang pertanian seperti negara maju Jepang dan Korea. Hal itu, juga melihat sisi efektifitas, maupun hasil yang konsisten daripada pertanian konvensional atau lama.
"Ini memang lahan untuk belajar bertani dengan cara hidroponik menggunakan alat digital, jadi semua, mulai penyemaian, pengaturan kadar air dan nutrisi itu pakai gadget. Hanya yang bangun greenhouse, merawat tanaman ini adalah dari anggota kami," kata Sunandar saat ditemui afederasi.com baru-baru ini.
Sunandar menuturkan, dalam pengelolaannya, Hikmah Farm menggunakan konsep precision agriculture. Artinya, semua komposisi pada tanaman harus terukur dan presisi.
Mulai dari unsur-unsur pupuk, rasio pupuk, waktu penyiraman, keseimbangan irigasi, kelembaban suhu dan masih banyak lagi. Bukan tanpa alasan, Sunandar dan kelompok menerapkan sistem ini sejak tahun 2019 dikarenakan lebih cocok di wilayah setempat.
Dirinya mengaku, sayuran seperti sawi pakchoi, sawi besar, kangkung, selada keriting termasuk salah satu sayuran yang mudah untuk ditanam, namun butuh perawatan ekstra dalam skala besar untuk hasil yang memuaskan.
"Bedanya dengan hasil sayuran yang ditanam di tanah adalah dari segi tekstur dan rasa. Kalau disini itu lebih renyah dan sedikit manis gurih, tentunya manisnya ini alami dan bukan buatan, serta semua sayuran yang ada disini tidak menggunakan pestisida," kata pria berusia 55 tahun itu.
Lahan hidroponik seluas 500 meter persegi itu terbagi menjadi dua tempat. Dalam satu ruang berkapasitas 4500-6000 lubang tanaman dengan hasil panen mencapai 4,5 kwintal hingga 1 ton. Sementara satu ruangan lain digunakan kelompok ini untuk pelatihan dari berbagai kelompok tani ataupun mahasiswa yang magang.
"Disini kita juga ajarkan dan beri pendampingan dari cara tanaman hingga beri nutrisi pada tanaman, kita latih semua dsri nol dan gratis pendampingan seumur hidup," ungkapnya.
Dari segi penjualan, sayuran hasil produksi Hikmah Farm bisa 10 kali lipat dari sayuran non hidroponik. Seperti kangkung, satu lubang tanaman pada paralon isi 2 batang pohon mencapai harga Rp 4500, dengan berat berkisar 200-250 gram. Sedangkan proses distribusi sudah mencapai wilayah Jakarta, Bali hingga Kalimantan dan telah masuk di swalayan dinas di Kediri.
Guna mencukupi permintaan pasar, selama ini pihaknya juga mempunyai 10 binaan kelompok tani dengan sistem smart farming di Kediri raya. Apabila jumlah permintaan pasar banyak, kelompok tersebut juga akan menyuplai ke Hikmah Farm, seperti di Kecamatan Kandangan dan Kediri Kota.
"Kalau permintaan ini juga di hotel, cafe wilayah Kediri, kita juga inginnga ekspor ke luar negeri," ungkapnya.
Kedepan, Sunandar bersama kelompok mengaku bakal melakukan pengembangan pada tanaman buah jenis melon. Disamping lebih mudah dan cepat panen, buah ini juga menjadi sajian umum pada beberapa acara penting serta digemari banyak orang.
"Kita sudah ada penyemaian di daerah Bendo Pare, dan bulan Maret nanti ada dua greenhouse lagi untuk tanaman ini," ungkapnya.
Terakhir, Sunandar mempunyai visi untuk merangkul anak-anak muda maupun petani di wilayahnya agar mau berkecimpung di dunia pertanian dengan metode smart farming. Sejauh ini Hikmah Farm telah mempunyai 17 anggota dengan 10 pria dan 7 wanita.
"Biar anak-anak muda terinspirasi juga, kalau pertanian itu sekarang sudah berbeda dan bisa dijalankan tanpa harus kotor atau manual seperti dulu, tanpa mengurangi nilai ekonomisnya," tandasnya.(sya/dn)
What's Your Reaction?






