Bupati Lamongan Serukan Gerakan Ayah Mengambil Rapor
Lamongan, (afederasi.com) - Pemkab Lamongan menunjukkan komitmennya dalam memperkuat peran keluarga terhadap pendidikan anak melalui dukungan penuh terhadap Gerakan Ayah Mengambil Rapor.
Bupati Lamongan Yuhronur Efendi mengatakan, gerakan yang diinisiasi Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dinilai sebagai langkah strategis untuk meningkatkan keterlibatan ayah dalam proses tumbuh kembang dan pendidikan anak, khususnya di lingkungan sekolah.
"Pemkab Lamongan tentu sangat mendukung dan akan kami sosialisasikan kepada masyarakat maupun ASN di lingkungan Pemkab," ujar Pak Yes, Selasa (16/12/2025).
Menurutnya pengambilan rapor bukan sekadar kegiatan administratif, melainkan momentum penting bagi orang tua, terutama ayah, untuk hadir secara nyata dalam perjalanan pendidikan anak.
Selain itu, kehadiran ayah saat menerima hasil belajar anak menjadi simbol perhatian, tanggung jawab, serta dukungan moral yang berdampak besar pada kepercayaan diri dan motivasi anak.
“Peran ayah sangat penting dalam membentuk karakter, kedisiplinan, dan semangat belajar anak. Ketika ayah hadir mengambil rapor, anak akan merasa dihargai dan didukung penuh oleh kedua orang tuanya,” ungkapnya.
Keterlibatan ayah dalam pendidikan masih perlu terus diperkuat. Selama ini, urusan pendidikan anak kerap dianggap sebagai tanggung jawab ibu semata. Melalui Gerakan Ayah Mengambil Rapor, diharapkan terjadi perubahan pola pikir bahwa keberhasilan anak merupakan hasil kerja sama dan peran seimbang antara ayah dan ibu.
Selain membangun kedekatan emosional, kehadiran ayah di sekolah juga membuka ruang komunikasi yang lebih baik antara orang tua dan pihak sekolah. Ayah dapat mengetahui secara langsung perkembangan akademik, karakter, serta potensi anak, sekaligus berperan aktif dalam mencari solusi apabila anak menghadapi kendala belajar.
Sementara itu, Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Lamongan, Aini Mas'idha, mendorong seluruh satuan pendidikan, mulai dari tingkat dasar hingga menengah, untuk mendukung dan menyukseskan gerakan ini. Sinergi antara sekolah, orang tua, dan pemerintah daerah diharapkan mampu menciptakan lingkungan pendidikan yang lebih inklusif dan berpihak pada kepentingan terbaik anak.
“Karena sukses anak bukan hanya tentang nilai di rapor, tetapi tentang bagaimana orang tua hadir, mendampingi, dan saling menguatkan dalam setiap prosesnya,” ajaknya. (iyan)
What's Your Reaction?


