Dinsos Jombang Apresiasi Kunci Keberhasilan PKH: Pendampingan di Desa Terpencil untuk Wujudkan Kemandirian Keluarga
Jombang, (afederasi.com) - Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Jombang memberikan apresiasi tinggi terhadap kerja keras para pendamping Program Keluarga Harapan (PKH) yang menjangkau keluarga miskin hingga ke desa-desa terpencil. Komitmen pendampingan ini dinilai sebagai faktor krusial yang mengubah paradigma bantuan sosial dari sekadar pemberian tunai menjadi program pemberdayaan berkelanjutan.
Kepala Dinsos Jombang, Agung Hariadi, menekankan bahwa PKH dari Kementerian Sosial (Kemensos) dirancang dengan komponen pendampingan ekonomi yang kuat. Tujuannya jelas: memberdayakan Keluarga Penerima Manfaat (KPM) agar siap mandiri dan secara bertahap dapat keluar dari jerat kemiskinan (graduasi).
“Esensi PKH tidak berhenti pada bantuan tunai atau bantuan sosial lainnya. Yang justru menjadi tulang punggung keberhasilan adalah pendampingan intensif yang menyentuh aspek pengelolaan keuangan keluarga, motivasi, serta akses pada pelatihan dan edukasi,” ujar Agung Hariadi, Jumat (12/12/2025).
Di daerah terpencil di Jombang, peran Sumber Daya Manusia PKH (SDM PKH) atau pendamping menjadi semakin vital. Mereka adalah ujung tombak yang memastikan program tepat sasaran dan dimanfaatkan dengan optimal oleh KPM.
“Pendamping PKH lah yang turun langsung, mendampingi keluarga, memahami kendala spesifik di lapangan, dan memfasilitasi mereka untuk mengakses komponen-komponen pemberdayaan dalam program,” jelas Agung.
Pendampingan tersebut mencakup:
1. Bimbingan Pengelolaan Keuangan Keluarga: Membantu KPM mengalokasikan bantuan tunai untuk kebutuhan prioritas, seperti kesehatan dan pendidikan anak, serta menabung.
2. Fasilitasi Pelatihan Kewirausahaan dan Bantuan Modal UMKM: Mengarahkan KPM yang memiliki potensi untuk mengikuti pelatihan keterampilan dan mengakses bantuan modal usaha guna menciptakan sumber pendapatan tambahan.
3. Edukasi Komponen PKH: Memastikan KPM memenuhi kewajiban terkait kesehatan (pemeriksaan ibu hamil, imunisasi balita) dan pendidikan (kehadiran anak di sekolah) sebagai investasi jangka panjang.
4. Pendampingan Menuju Graduasi: Memotivasi dan mempersiapkan KPM agar suatu saat tidak lagi tergantung pada bantuan, dengan ekonomi keluarga yang sudah lebih stabil.
Agung Hariadi menegaskan, pendampingan PKH secara holistik di desa terpencil berfokus pada tiga pilar utama: kesehatan, pendidikan, dan kesejahteraan sosial. Dengan pendekatan ini, bantuan sosial bertransformasi menjadi investasi sumber daya manusia yang berkualitas.
“Kami ingin memutus mata rantai kemiskinan antar generasi. Anak-anak dalam keluarga PKH yang sehat dan terdidik hari ini, adalah generasi yang mandiri di masa depan. Pendamping memastikan pesan ini sampai dan dipraktikkan,” tambahnya.
Apresiasi Dinsos Jombang ini sekaligus menjadi penguatan bagi para pendamping PKH di lapangan. Diharapkan, sinergi antara pemerintah, pendamping, dan KPM ini akan terus mempercepat penurunan kemiskinan dan peningkatan kualitas hidup keluarga kurang mampu di seluruh wilayah Kabupaten Jombang, tidak terkecuali di daerah yang paling terpencil sekalipun.(san)
What's Your Reaction?


