Kisah Kelahiran Bung Karno Dipertajam, TACB Jombang Serahkan Data ke Pemerintah Pusat
Jakarta, (afederasi.com) – Perjuangan meluruskan catatan sejarah kelahiran Presiden pertama Republik Indonesia, Ir. Soekarno, memasuki fase strategis.
Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) Kabupaten Jombang bersama para pegiat sejarah secara resmi menyerahkan sejumlah dokumen dan kajian penting kepada Kementerian Kebudayaan Republik Indonesia pada Rabu (17/12/2025).
Data tersebut menguatkan klaim bahwa Bung Karno lahir di Ploso, Jombang, pada 6 Juni 1902, bukan di Surabaya.
Penyerahan dokumen ini merupakan langkah konkret untuk mengedepankan bukti-bukti historis di hadapan pemerintah pusat.
Arif Yulianto, anggota TACB Jombang yang akrab disapa Cak Arif, menegaskan bahwa momen ini krusial untuk memberikan pemahaman mendalam kepada Kementerian Kebudayaan.
“Dengan penyerahan data ini, kami berharap pemerintah pusat ikut ambil bagian aktif dalam proses pelurusan sejarah kelahiran Bung Karno,” ujar Arif Yulianto, Kamis (18/12/2025).
Dia menambahkan harapannya agar Kementerian Kebudayaan dapat memfasilitasi pertemuan ilmiah antara pihak Jombang dan Surabaya.
“Kami ingin ada forum bersama untuk membedah semua data yang dimiliki kedua belah pihak secara objektif dan akademis,” tambahnya.
Dokumen yang diserahkan mencakup Kajian Rekomendasi TACB Jombang Tahun 2024 tentang Situs Kelahiran Bung Karno di Ploso, kliping-kliping berita, serta empat buku kunci yang menjadi rujukan. Keempat buku tersebut adalah:
1. Candradimuka” karya Dian Sukarno
2. Ida Ayu Nyoman Rai Ibu Bangsa” karya Prof. Nurinwa dkk
3. Tiik Nol Soekarno - Ploso 1902” karya Binhad Nurrohmat
4. Menemukan Bung Karno di Jombang” karya Moch. Faisol
Dukungan juga datang dari pihak keluarga. RM. Kuswartono, Pembina Situs Persada Soekarno Kediri yang juga kerabat Bung Karno, menyatakan dukungan penuh terhadap upaya TACB Jombang.
“Semua hal yang dilakukan untuk memperjuangkan pelurusan sejarah ini kami dukung penuh. Kami di keluarga Situs Persada Soekarno Kediri sangat yakin bahwa Bung Karno lahir di Ploso Jombang pada 6 Juni 1902,” tegas Kuswartono.
Dia optimis bahwa pada waktunya, pemerintah akan menetapkan fakta sejarah tersebut berdasarkan kajian komprehensif.
Penyerahan data ini tidak hanya menjadi momentum administratif, tetapi juga simbolis bagi para pegiat sejarah Jombang.
Mereka berharap bukti-bukti yang telah dikumpulkan dan dikaji secara mendalam dapat menjadi dasar bagi keputusan Nasional yang mengakui Ploso, Jombang, sebagai tempat kelahiran sang Proklamator.
Langkah selanjutnya kini berada di tangan pemerintah pusat untuk menindaklanjuti dengan kajian lebih lanjut dan forum diskusi ilmiah yang diusulkan.(san)
What's Your Reaction?


