Kisah Anis, Tergerak Jadi Agen BRILink Kediri Karena Tak Mau Lihat Ada Warga Terjerat Rentenir

Kediri, (afederasi.com) - Salah satu AgenBRILink di Kabupaten Kediri tepatnya di Dusun Wonorejo desa Semanding Pagu Kediri, Anis Hidayati mampu meningkatkan perekonomian keluarga, bahkan lingkungan sekitar tempat tinggalnya.
Dengan modal tersebut ia perlahan tergerak hingga bisa membantu sesama warga agar tak masuk dalam jeratan rentenir.
Sebelum menjadi Agen BRILink, Anis mengaku awalnya tidak tahu mengenai program dan kegunaannya. Namun begitu mendapatkan tawaran untuk menjadi salah satu agen Kredit Ultra Mikro (UMi) sekaligus menjadi AgenBRILink dari BRI, Anis pun mulai tertarik.
Melalui program ini pula, perlahan warga mulai pindah dalam masalah permodalan ke tempat Anis thingga tak lagi berurusan dengan rentenir.
Perempuan 45 tahun ini menceritakan, awalnya dia tertarik dengan agen BRILink ini. Mulanya ia bersama sang suami adalah warga pendatang di Desa Semanding Kecamatan Pagu Kediri. Sebelumnya ia berasal dari Kabupaten Jombang Jawa Timur.
Melihat lingkungan dengan penduduk yang jauh dari jalan besar dan daerah perkotaan, Anis mulai berjualan dengan buka toko sembako sekitar tahun 2013 lalu. Kemudian baru, pada tahun 2017, Anis melebarkan sayapnya bergabung menjadi agen BRILink dan agen UMi (Kredit Ultra Mikro).
“Kalau awal sampai sekarang itu toko kami menyediakan sembako, peralatan sekolah, alat pancing dan kebutuhan sehari-hari lainnya. Sekarang bertambah jadi layanan agen BRILink,” katanya usai ditemui pihak afederasi.com, Kamis (15/6/2023).
Pada awal menjadi agen BRILink, Anis senang karena bisa membantu warga dengan meringankan beban beban nasabah BRI yang notabene jauh dari kantor unit setempat. Tak hanya itu, alasan lain ia mau bergabung agar bisa membantu warga yang pinjam ke rentenir bisa keluar karena bunga yang dirasa sangat membebankan warga.
"Awal mulanya dulu saya menjadi agen kadang 3 sampai 5 nasabah saja yang transaksi ke saya, tapi saya senang bisa membantu mereka, seperti cuma cek saldo dan ganti pin. Kalau dilihat itu sepele, tapi bagi saya itu sangat berharga
Alhamdulillah sekarang dalam satu hari bisa 50 orang," terangnya.
Menurut Anis, melihat pekerjaan warga dengan mayoritas sebagai petani dan pedagang kecil, pinjaman kepada rentenir sangat membebankan.
Anis mengaku, sebelum pindah ke toko Anis, para nasabah takut pinjam uang, karena persyaratan yang rumit dan penyelesaiannya.
Namun, setelah tahu dan dijelaskan oleh Anis, kini banyak warga yang tertarik dan bergabung dengan kelompok UMi bersama Anis.
Anis pun mengaku jika selain menambah penangkapan dengan menjadi AgenBRILink, ia juga bercita-cita dari dulu ingin bisa berguna bagi masyarakat sekitar dan tidak menyusahkan.
Dalam kurun waktu 5 tahun ini, Anis terus belajar menghadapi kesulitan sebagai Agen BRILink, seperti permasalahan teknis proses transaksi perbankan hingga menghadapi orang yang berpura-pura menjadi nasabah nakal.
Namun hal tersebut pada akhirnya tidak lagi menjadi masalah karena ia bisa langsung berkoordinasi dengan petugas BRI yang cepat merespon keluhan Anis di lapangan.
"Kadang ada yang mau tarik uang besar tapi rambutnya ditutup dan uangnya belum diberikan. Agar risikonya tidak besar, saya lebih pilih bilang kalau saldo habis, daripada harus kehilangan banyak uang," bebernya.
Saat ini, Anis mengaku jika tak hanya nasabah didesanya yang datang untuk bertransaksi di gerai BRILink, banyak juga desa sekitar seperti Desa Wonorejo, Genuk, Adan-Adan, Sidoreawuh, Tawangrejo, dan Mukuh yang masih berada dalam satu kesatuan.
"Paling banyak itu adalah transaksi pajak motor, tarik tunai dan transfer. Karena memang lumayan jarak kantor tersebut dari rumah warga, sehingga mereka memilih untuk kesini," ungkapnya.
Dalam sebulan, Anis setidaknya memperoleh penghasilan dari agen UMi dan BRILink rata-rata Rp 5 juta. Dengan detailnya per bulan melayani hingga 1.500 lebih proses transaksi.
Dari penghasilan menjadi AgenBRILink dan Agen UMi, Anis mengaku memutar kembali uangnya sebagai modal usaha seperti rental mobil, bertani dan menambah usaha berjualan sembako.
Anis mengaku tidak terbebani memiliki banyak profesi dan bangga bisa melakukan banyak hal. Selain menambahnya, Anis juga mendapatkan pengalaman baru menjadi bagian dari BRI.
“Sangat bersyukur dan terima kasih kepada BRI dan pengalaman selama ini. Setidaknya ada hampir 80 an UMi yang berada disini dan alhamdulillah perekonomia anggota bisa meningkat,” tandasnya.
Sementara itu, Romi Sujianto salah satu nasabah BRI setempat mengaku jika dipermudah dengan adanya agen di Desa Semanding Pagu ini. Menurutnya, ia tak lagi menempuh jarak sekitar 10 kilometer untuk hanya sekedar transaksi keuangan.
"Selain cepat dan bisa dadakan, disini juga ada layanan pembuatan atm dan pengajuan kredit, jadi saya lebih terbantu dan menghemat waktu," ungkapnya. (sya/dn)
What's Your Reaction?






