Keistimewaan Kacang Mete Kediri, Tetap Diburu Walau Lebih Tinggi Dari Harga Daging Sapi

Kediri, (afederasi.com) - Harga mete di tingkat produsen Kabupaten Kediri saat ini senilai Rp 125 ribu per kilogram.
Harga ini lebih tinggi daripada harga daging sapi yang hanya senilai Rp 110 ribu per kilogram. Meski begitu olahan jenis kacang ini laris manis diburu oleh para konsumen. Permintaan tinggi itu dikarenakan oleh rasanya yang khas nan gurih.
Salah satu produsen kacang mete Ferma Cipta Spondiang (33) mengaku harga mete yang telah siap dimakan kisaran Rp 140 ribu/kg, sedangkan mete mentah untuk siap diolah senilai Rp 125 ribu/kg.
Harga ini masih relatif standar dan sudah berlangsung lama. Terlebih jika sudah ditingkat penjual kedua, harga bisa naik Rp 10-20 ribu per kilogram.
"Harganya bisa melonjak lagi jika masuk bulan suci ramadhan. Kemudian langsung turun kembali usai lebaran," terang Ferma, Minggu (28/5/2023) kemarin.
Ferma menyampaikan harga mete terbilang tinggi dikarenakan proses pengolahan mete dari panen hingga menjadi mete siap konsumsi membutuhkan tahapan dan waktu yang tidak sedikit.
Setiap tahapan pengolahan tidak hanya dikerjakan oleh satu atau dua orang, tapi banyak prosesnya. Pada tahap pertama, petani akan memanen jambu mete yang sudah matang atau tua.
Panen itu menghasilkan biji mete gelondong yang masih basah. Sebelum siap dijual, mete gelondong itu harus dijemur terlebih dahulu dua sampai tiga hari agar kadar air pada biji mete berkurang. Setelah kering, mete gelondong baru dikupas kulitnya untuk mendapatkan biji mentahnya.
"Ayah saya itu memeperkerjakan buruh kupas biji mete. 1 hari per orang itu bisa menghasilkan 3 kg biji mete, sistemnya dikerjakan dibawa pulang," terang Ferma.
Selesai dikupas, biji mete lantas dijemur kembali selama satu-dua hari agar biji mete itu benar-benar kering. Usai dipastikan kering, biji mete baru bisa diolah menjadi mete layak konsumsi.
"Untuk rasa kacang mete Kediri sendiri juga sangat khas dan gurih, ada rasa manis-manisnya dalam bijinya. Dapat dibilang mete ini adalah makanan mewah. Makanan kelas menengah ke atas," kata wanita asal Dusun Datan Desa Blaru Kecamatan Badas Kabupaten Kediri ini.
Ferma yang telah berkecimpung lebih dari 4 tahun pada bisnis mete ini mengaku dalam sekali pengolahan ia bisa mengirim 30 kg mete ke berbagai swalayan di wilayah Kediri. Untuk luar daerah, ia bersama keluarga dalam satu bulan kirim sebanyak 70 - 100 kg ke daerah Surabaya.
"Jenis yang kami kirimkan itu mete belum matang, karena biasa di jual kembali atau di olah jadi campuran coklat mete," bebernya.
Di Dusun Datan Blaru sendiri, Ferma tak sendirian dalam usaha dan produksi kacang mete. Kampung ini memang telah terkenal dari tahun 2000 an untuk brand produk metenya.
Demi ketatnya persaingan itu, sedikit demi sedikit Ferma sejak pandemi tahun 2020 lalu, ia mulai melakukan pemasaran melalui media sosial tiktok dan facebook.
Satu hari rutin posting olahan mete yang dikemas dalam ukuran 1/2 kilogram. Demi suntikan dana, Ferma bersama keluarga mengandalkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) dari BRI untuk permodalan. Awalnya ia mendapat informasi tersebut dari sesama pengusaha di wilayahnya.
"Kami kemudian pinjam Rp 6 juta untuk modal usaha karena biji mete juga memang susah-susah gampang didapatkan. Alhamdulillah sampai sekarang bisa membayar angsurannya," ungkapnya.
Sementara itu, kandungan kacang mete lanjut diungkapkan Ferma sangat bermanfaat bagi tubuh terutama mengurangi risiko penyakit jantung, sumber energi, dan mencegah kurang darah atau anemia.
"Yang penting jangan banyak-banyak kalau makan, satu hari 5 biji sudah cukup," tutupnya. (sya/dn)
What's Your Reaction?






