Grebek Suro Ditunda, Dana Dialihkan Pembersihan Sampah Menumpuk

Tulungagung, (afederasi.com) - Kegiatan Grebek Suro yang diadakan setiap tahunnya pada 1 Muharram yang berada di pantai Gemah Desa Keboireng Kecamatan Besuki, pada tahun 2023 ditunda.
Hal tersebut terjadi lantaran alokasi dana Grebek Suro dialihkan untuk membersihkan sampah di pantai.
Yang mana sebelumnya terjadi banjir sampah di Pantai Gemah dengan volume luar biasa besarnya. Banjir sampah kali ini disebut paling buruk dibanding kejadian sebelumnya.
Banjir sampah ini sebagai dampak dibukanya pintu Bendungan Niyama, muara Sungai Niyama di Desa Besuki, Kecamatan Besuki.
Sungai Niyama adalah muara dua sungai besar pencegah banjir, Parit Raya dari Kabupaten Trenggalek dan Parit Agung dari Kabupaten Tulungagung.
Kedua sungai ini membawa berton-ton sampah yang tertahan di Sungai Niyama, saat pintu Bendungan Niyama dibuka, maka berton-ton sampah ini masuk ke Teluk Popoh.
Dari Teluk Popoh sampah menyebar ke pantai-pantai yang ada di sekitarnya, seperti Pantai Sidem, Niyama, Midodaren, Bayem, Gemah dan Klatak.
Nahasnya Pokdarwis Pantai Gemah harus menanggung biaya pembersihan sampah ini.
Mereka mengeluhkan karena para pihak yang menerima dana sharing dari Pantai Gemah tidak pernah peduli.
Ketua Pokdarwis Pantai gemah, Imam Rojikin mengatakan bahwa anggaran untuk kegiatan Grebek Suro terpaksa harus dialihkan untuk pembersihan sampah.
"Dana Grebek Suro sangat terbatas, dan selain itu ada masalah untuk pembersihan sampah kemarin, yang mana memang sampah menumpuk, Terpaksa dana untuk Grebeg Suro dipakai untuk pembersihan sampah," Jelas Rojikin, Jumat, (21/7/2023).
Total area sampah yang dibersihkan hampir mencapai 2 kilometer, mencakup Pantai Gemah dan Pantai Bayem.
Karena sampahnya sangat tebal dan volumenya sangat besar, proses pembersihan menggunakan satu ekskavator dan satu bulldozer, yang mana proses pembersihan menghabiskan anggaran sekitar Rp 30 juta.
Sewa alat berat ini rata-rata Rp 175 ribu per jam, sementara ada 2 alat berat yang dikerahkan.
Karena luasnya area yang dibersihkan dan tingginya volume sampah, butuh waktu seminggu untuk proses pembersihan.
Pihak penyewa masih harus menanggung bahan bakar dan biaya angkut ala berat.
"Pembersihan sampah saja habis Rp 30 juta, yang mana sebelumnya anggaran tersebut untuk acara Grebek Suro, habis segitu banyak memang sewa alat berat mahal," jelasnya.
Rojikin tidak bisa memberi kepastian, kapan Grebeg Suro akan dilaksanakan.
Pihaknya hanya berusaha agar atraksi wisata ini tetap bisa dilaksanakan, meski waktunya harus diundur.
Selain menjaga tradisi, Grebeg Suro juga salah satu atraksi wisata yang menarik perhatian para wisatawan.
"Diundur sampai batas waktu yang belum ditentukan," pungkas Rojikin. (riz/dn)
What's Your Reaction?






