Bupati Gresik Pelajari Model Pendidikan SRT 45 Semarang

30 Nov 2025 - 18:38
Bupati Gresik Pelajari Model Pendidikan SRT 45 Semarang
Bupati Gresik Fandi Akhmad Yani bersama Sekjen Kemensos RI Robben Rico saat berkunjung ke SDRT 45 Semarang. Gus Yani juga menyempatkan bertemu dengan siswa SRT Semarang yang sedang makan siang. (Fahrudin/afederasi.com)

Gresik, (afederasi.com) - Bupati Gresik Fandi Akhmad Yani melakukan visitasi ke Sekolah Rakyat Terintegrasi (SRT) 45 Semarang. Dalam kunjungan tersebut, ia didampingi Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kementerian Sosial RI, Robben Rico, Minggu (30/11/2025).

Bupati Fandi Akhmad Yani menjelaskan, kunjungan ini bertujuan mempelajari model pendidikan SRT 45 Semarang yang dinilai berhasil memutus rantai kemiskinan melalui sistem pendidikan berasrama setara SD, SMP, dan SMA bagi anak-anak dari keluarga prasejahtera. 

Sekolah ini merupakan inisiatif pemerintah yang berada di bawah kendali operasional Kemensos.

“Dari visitasi ini kita belajar bagaimana tantangan dan strategi pengelolaan Sekolah Rakyat Terintegrasi. Harapannya, program serupa dapat direplikasi di Gresik untuk memperkuat upaya pengentasan kemiskinan melalui pendidikan,” ujar Gus Yani sapaan akrab Bupati.

Gus Yani menyampaikan bahwa pembangunan Sekolah Rakyat Terintegrasi Kabupaten Gresik akan dilakukan di Desa Raci Tengah, Kecamatan Sidayu. Fasilitas tersebut nantinya dirancang secara terpadu, mulai dari sarana belajar, olahraga, hingga ruang terbuka hijau.

“Berdiri di atas lahan lebih dari 5 hektare, dengan total bangunan 62.577 meter persegi, SR Gresik akan dilengkapi fasilitas pendidikan modern. Di dalamnya terdapat 26 jenis bangunan, termasuk 36 ruang kelas, laboratorium, klinik, serta gedung olahraga lengkap dengan lapangan badminton, basket, mini soccer, dan jogging track,” terangnya.

Ia menambahkan, keberhasilan SRT 45 Semarang yang mengintegrasikan kurikulum akademik, karakter kebangsaan, dan pendidikan vokasi menjadi inspirasi bagi Pemkab Gresik untuk menerapkan standar serupa.

“Kunjungan ini menunjukkan komitmen pemerintah daerah untuk menghadirkan pendidikan yang lebih merata. Praktik-praktik baik dari SRT 45 Semarang akan kami adaptasi dan kembangkan sesuai karakter masyarakat Gresik,” pungkasnya.

Sementara itu, Sekjen Kemensos RI Robben Rico menegaskan bahwa Sekolah Rakyat merupakan wujud nyata inklusi pendidikan, khususnya bagi masyarakat yang selama ini tidak tersentuh layanan pendidikan formal.

Robben menyebut bahwa sekolah rakyat tidak hanya memberikan jalur pendidikan alternatif, tetapi juga ruang pemulihan sosial bagi para peserta. Banyak di antara mereka yang awalnya kehilangan arah hidup, kini kembali percaya diri dan berani bermimpi.

“Program ini memberi kesempatan kepada mereka yang dulu tidak membayangkan bisa menjadi guru, direktur, atau profesional. Sekolah Rakyat membuat harapan itu hidup kembali,” tuturnya.

Ia menjelaskan tiga prinsip utama sekolah rakyat: memuliakan orang kecil, menjangkau yang belum terjangkau, dan mewujudkan yang sebelumnya dianggap mustahil. Kemensos juga menyediakan 2.600 beasiswa bagi siswa-siswi sekolah rakyat di seluruh Indonesia.

Robben mengungkapkan, saat ini masih terdapat 13.864 anak usia 7–12 tahun di Jawa Tengah dan 23.041 anak di Jawa Timur yang belum mendapatkan akses pendidikan. Karena itu, sekolah rakyat menjadi bagian dari upaya mewujudkan visi Indonesia Emas 2045, terutama dalam peningkatan kualitas pendidikan yang inklusif.

Turut hadir dalam visitasi tersebut Wakil Wali Kota Semarang Iswar Aminuddin, sejumlah kepala OPD Pemkab Gresik, Kepala Dinas Sosial Kota Semarang Endang Sarwiningsih, Kepala SRT 45 Semarang Ridho Irwanto, serta Komunitas Wartawan Gresik (KWG) dan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Gresik.(frd)

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow