BMKG: Waspadai Potensi Cuaca Ekstrem Hingga 4 Januari 2023
Jakarta, (afederasi.com) - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), mengimbau masyarakat untuk waspada dalam menghadapi potensi cuaca ekstrem yang diprediksi akan terjadi hingga 4 Januari 2023.
Hujan lebat hingga sangat lebat disertai kilat/petir dan angin kencang diperkirakan akan melanda sebagian besar wilayah di Tanah Air.
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan, cuaca di Indonesia dalam sepekan ke depan dipengaruhi oleh sejumlah factor. Seperti masih aktifnya monsun Asia, masih teridentifikasinya seruak dingin dan arus lintas ekuator, serta hadirnya pola tekanan rendah bekas siklon tropis Ellie di Australia.
Selain itu, tinggi gelombang laut di atas enam meter juga berpeluang terjadi di perairan Laut Natuna Utara, sedangkan tinggi gelombang empat hingga enam meter hampir merata di semua perairan Nusantara, di antaranya perairan Selatan Jawa Timur, Selat Makassar bagian selatan, laut Flores, Samudra selatan Bali, Laut Banda dan Laut Arafuru.
“Banjir rob juga masih akan terjadi di pesisir utara Jakarta (pada) tanggal 3 hingga 10 Januari, pesisir Banten tanggal 30 Desember sampai 5 Januari, pesisir Jawa Barat tanggal 30 Desember sampai 4 Januari,” jelas Dwikorita.
Sementara Deputi Bidang Penanganan Darurat, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Mayor Jenderal TNI Fajar Setiawan menjelaskan, pihaknya juga mengimbau Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) di daerah, khususnya di Banten, Jawa Barat, DKI Jakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur dan Balim untuk siaga menghadapi potensi bencana hidrometeorologi basah.
“Ini sudah terjadi, beberapa waktu yang lewat kami keliling Sulsel (Sulawesi Selatan-red), terjadi di sana banjir yang cukup masif diakibatkan oleh curah hujan yang tinggi dengan beberapa titik longsor dan juga memakan korban jiwa meninggal dunia, mudah-mudahan tidak terjadi di daerah lain,” kata Mayjend Fajar Setiawan.
BNPB juga memberikan fasilitas untuk mendukung penerapan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) yang sedang dan akan dilaksanakan oleh Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN).
Koordinator lapangan TMC-BRIN, Budi Harsoyo, menyatakan penerapan TMC sejak tanggal 30 Desember 2022 telah diperluas dengan dukungan dua pesawat CASA milik TNI AU di wilayah DKI Jakarta berdasarkan permintaan dari BNPB.
“Sebelumnya sejak tanggal 26 kami beroperasi untuk Provinsi Jawa Barat sesuai dengan status siaga darurat yang telah dikeluarkan,” jelas Budi Harsoyo.
BRIN telah dilakukan enam kali penerbangan untuk penaburan 4,8 ton garam di wilayah Selat Sunda dan Laut Jawa pada Jumat (30/12/2022) lalu. (mhd)
What's Your Reaction?