Transformasi Luar Biasa Pendidikan Madrasah: Mobilitas Sosial Melalui Reformasi dan Dukungan Masyarakat
Transformasi pendidikan di madrasah telah mengalami akselerasi yang luar biasa sejak era 1980-an, seperti yang diungkapkan oleh Kepala Pusdiklat Tenaga Teknis Kementerian Agama, Mastuki.
Jakarta, (afederasi.com) - Transformasi pendidikan di madrasah telah mengalami akselerasi yang luar biasa sejak era 1980-an, seperti yang diungkapkan oleh Kepala Pusdiklat Tenaga Teknis Kementerian Agama, Mastuki. Pada sebuah diskusi di Jakarta, Mastuki menyatakan bahwa perubahan-perubahan mendasar terkait dengan reformasi pendidikan nasional juga memengaruhi madrasah sebagai bagian integral dari sistem pendidikan nasional.
"Saya mengamati sejak 1980-an, madrasah mengalami transformasi pendidikan yang luar biasa, di mana posisi madrasah diakui setara dengan sekolah. Implikasinya luar biasa, yakni terjadinya mobilitas sosial-vertikal di kalangan anak-anak muslim melalui jalur pendidikan di madrasah," papar Mastuki seperti yang dilansir dari kemenag.go.id.
Mastuki menyoroti bahwa melalui jalur pendidikan madrasah, anak-anak muslim yang berada di kampung-kampung kecil dan jauh dari modernisasi dapat mengalami urbanisasi ke perkotaan. Mobilitas sosial yang besar terjadi sebagai hasil dari terbukanya akses pendidikan yang mudah dan terjangkau sampai ke desa-desa.
"Generasi muslim 1970-an mulai berbondong-bondong masuk madrasah. Madrasah Tsanawiyah di kota kecamatan, lalu ke Madrasah Aliyah di kota kabupaten. Dan sebagian besar dari mereka kemudian melanjutkan kuliah di perguruan tinggi yang tersebar di kota-kota besar. Bahkan sekarang mobilitas itu di luar ekspektasi karena madrasah sudah masuk transformasi digital. Kemudahan akses pendidikan ke madrasah makin terbuka," tambahnya.
Mastuki juga menyoroti koneksi antar madrasah yang semakin mudah berkat reformasi pendidikan. Tukar-menukar informasi antar madrasah menjadi lebih cepat, dan sharing knowledge antar guru juga semakin terbuka. Digitalisasi layanan di madrasah tidak hanya memudahkan masyarakat mengenal lebih jauh apa dan bagaimana pendidikan madrasah, tetapi juga membuka sekat-sekat lembaga yang membuatnya lebih transparan.
"Booming teknologi membuka sekat-sekat lembaga makin transparan. Bukan saja antar madrasah, tapi juga dengan lembaga dan instansi yang makin luas. Koneksi antar lembaga ini memperluas jaringan madrasah dengan stakeholders yang luas pula. Kesempatan belajar bagi siswa juga makin terbuka lebar," tambahnya.
Mastuki menjelaskan bahwa reformasi pendidikan yang terjadi di madrasah memiliki keunggulan, terutama karena lebih dari 85 persen madrasah bersifat swasta dan dikelola oleh yayasan dan lembaga keagamaan yang sangat variatif. Dedikasi lembaga-lembaga ini sangat besar, terutama dalam pembiayaan dan penyediaan anggaran bagi madrasah.
"Salah satu keunggulan madrasah adalah dukungan masyarakat yang sangat besar. Filantropi muslim seperti zakat, wakaf, sedekah, dan hibah sangat potensial membiayai sebagian besar operasional madrasah swasta. Dukungan ini juga berkontribusi membuka akses yang makin luas bagi anak-anak muslim dari berbagai strata sosial untuk menikmati pendidikan murah di madrasah," pungkasnya.(mg-3/jae)
What's Your Reaction?