Rusak Dampak Pertambangan, Warga Sumberagung Tuntut Perbaikan Jalan

Masyarakat peduli lingkungan Desa Sumberagung, Kecamatan Rejotangan menuntut perbaikan jalan akibat dampak pertambangan batu andesit di wilayahnya.

26 Jan 2023 - 16:21
Rusak Dampak Pertambangan, Warga Sumberagung Tuntut Perbaikan Jalan
Koordinator Solidaritas Tokoh Masyarakat Peduli Lingkungan Sumberagung, Sukadi ketika dikonfirmasi awak media (deny/afederasi.com)

Tulungagung, (afederasi.com) - Masyarakat peduli lingkungan Desa Sumberagung, Kecamatan Rejotangan menuntut perbaikan jalan akibat dampak pertambangan batu andesit di wilayahnya.

Koordinator Solidaritas Tokoh Masyarakat Peduli Lingkungan Sumberagung, Sukadi mengatakan warga Desa Sumberagung menuntut adanya perbaikan jalan sepanjang 1,5 kilometer yang rusak tersebut.

Menurutnya, kerusakan jalan dipicu dengan aktifitas armada truk pengangkut material pertambang batu andesit yang diduga melebihi tonase, dan tidak disesuaikan dengan kekuatan kontruksi jalan.

"Tuntutan kami itu adanya perbaikan jalan yang bagus. Karena pertambangan itu resmi dan membayar pajak daerah, tentunya kewenangan pembangunan jalan itu kewajiban pemerintah daerah. Maka kita mengadu ke pemda setempat," ungkap Sukadi, seusai hiring dengan DPRD Tulungagung, Kamis (26/1/2023).

Menurut Sukadi, jalan di kampungnya jika dilewati armada truk dengan muatan 8 ton itu tidak akan rusak. Namun, karena yang melewati melebihi tonase di atas 8 ton, hal ini mengakibatkan kerusakan jalan semakin cepat dan parah.

"Jalan desa itu ketika dilewati truk dengan muatan tidak lebih dari 8 ton tidak masalah, tidak rusak. Karena melebihi tonase mengakibatkan kerusakan," katanya.

Sukadi menuturkan di wilayahnya ada dua perusahaan pertambangan. Setiap hari lebih 80 armada truk yang melewati jalan tersebut.

Dampak dari aktifitas pertambangan tersebut, selain infrastruktur mengalami kerusakan. Ketika musim kemarau debu semakin tebal, dan ketika hujan banyak genangan air pada jalan yang berlubang.

"Jika musim kemarau debu tebal, kalau musim hujan becek dan banyak genangan air," tuturnya.

Mediasi antar warga dan pengusaha tambang sudah sering dilakukan di tingkat desa maupun tingkat kecamatan. Namun belum ada solusi bersama. Sehingga, pihaknya melakukan hiring ke kantor DPRD Tulungagung.

"Kerusakan cukup parah, mediasi sudah dilakukan di tingkat bawah, hingga aksi protes menanam pohon pisang di tengah jalan. Dan akhirnya teman - teman mengajak ke kantor dewan," jelasnya.

Dari hasil hiring dengan Dewan, Sukadi mengatakan meskipun belum mendapatkan jawaban yang memuaskan. Namun, sudah ada beberapa solusi bersama. Dimana, pemda sudah berkenan untuk membangun jalan tersebut.

Adapun kesepakatan bersama, dari pihak penambang menyanggupi untuk mengurangi tonase muatan.

"Untuk perbaikan masih menunggu dari pihak Dinas PUPR. Jika ada anggaran sisa bisa dipercepat. Apabila tidak ada, mungkin bisa dicarikan solusinya lebih cepatnya perbaikan bagaimana," jelasnya.

Sementara pihak pengusaha tambang, Suwarji mengatakan dari hasil hiring yang dilakukan untuk solusi terhadap jalan yang rusak tersebut. Disepakati untukk menurunkan berat tonase muatan menjadi 8 ton. Sedangkan untuk perbaikan jalan rusak menunggu realisasi dari pemda setempat yakni Dinas PUPR.

“Setiap harinya untuk tonase sekitar 10 ton. Jadi ini turun menjadi 8 ton sesuai dengan kesepakatan. Ya ini tidak apa – apa jika harus diturunkan sesuai kesepakatan bersama,” katanya.

Suwarji tidak keberatan dengan adanya kesepakatan penurunan berat muatan. Namun, dia berharap kesepakatan itu tidak hanya diberlakukan hanya kepada armada miliknya. Melainkan semua armada yang melewati jalan tersebut harus bertonase 8 ton.

“Pernyataan ini dibuat berlaku untuk semua. Jadi armada yang masuk Desa Sumberagung harus patuh dan taat dengan aturan yang ada, tidak peduli siapa itu. Karena ini memiliki hak dan kewajiban yang sama. Yakni sama – sama membayar pajak,” katanya.

Suwarji menambahkan aktifitas tambang yang dijalankan sudah sejak 2019 lalu. Dan ijin pertambangan hingga 2024 mendatang. Untuk pekerja yang dilibatkan hanya 5 orang warga setempat.

Dalam sehari, Suwarji mengklaim armada yang mengakut material tambang hanya 5 armada truk. Untuk pengiriman material tambang batu andesit ke wilayah Tulungagung selatan seperti Besole, Campurdarat.

“Batu tersebut digunakan untuk kerajinan pembutan cobek maupun pondasi suatu bangunan,” jelasnya. (dn)

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow