Kunjungan Perdana ke Tanzania, Presiden Jokowi Ajak Presiden Samia Perkuat Solidaritas

Setelah lebih dari tiga dekade, Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) menjadi pemimpin Indonesia pertama yang melakukan kunjungan ke Republik Persatuan Tanzania, dengan tujuan mempererat kerja sama antara negara-negara selatan global.

23 Aug 2023 - 09:08
Kunjungan Perdana ke Tanzania, Presiden Jokowi Ajak Presiden Samia Perkuat Solidaritas
Presiden Jokowi didampingi Menko Marinves Luhut Binsar Panjaitan, Menlu Retno Marsudi, dan Seskab Pramono Anung saat melakukan pertemuan bilateral, Selasa (22/08/2023), di Dar Es Salaam State House, Republik Persatuan Tanzania. (Foto: BPMI Setpres/Laily Rachev)

Dar Es Salaam, Tanzania, (afederasi.com) - Pertemuan bilateral bersejarah terjadi saat kunjungan kenegaraan Presiden Jokowi ke Tanzania. Pada hari Selasa (22/08/2023), di Dar Es Salaam State House, Dar Es Salaam, Presiden Jokowi dan Presiden Republik Persatuan Tanzania, Samia Suluhu Hassan, mengadakan dialog penting.
 
Dalam pertemuan tersebut, Presiden Jokowi mengucapkan rasa terima kasih atas sambutan hangat yang diberikan oleh Presiden Hassan dan delegasi Tanzania. Beliau menekankan pentingnya kunjungan ini sebagai langkah pertama dalam memperkuat hubungan kedua negara.
 
Dalam konteks ini, Presiden Jokowi mencermati kembali sejarah panjang hubungan antara Afrika dan Indonesia. Beliau mengacu pada Konferensi Asia-Afrika (KAA) di Bandung pada tahun 1955 serta Gerakan Non-Blok tahun 1961 yang telah membangun dasar kuat bagi kolaborasi masa kini.
 
Sikap yang diambil oleh Presiden Jokowi menggarisbawahi semangat kolaborasi yang perlu dihidupkan kembali. "Spirit 'Bandung' harus terus dipertebal solidaritas dan kolaborasi antarnegara the global south harus terus diperkokoh," tandas Presiden, mengingatkan betapa pentingnya mempertahankan semangat tersebut dalam konteks geopolitik modern.
 
Lebih lanjut, Presiden Jokowi memaparkan potensi besar negara-negara selatan global, yang mencakup 85 persen populasi dunia. Dalam konteks ini, beliau menekankan perlunya mengakui suara dan aspirasi negara-negara ini dalam skala global.
 
"Global South berisikan 85 persen populasi dunia, sehingga seharusnya dunia mendengarkan suara dan kepentingan negara the global south termasuk hak lakukan lompatan pembangunan," ungkap Presiden, menyoroti urgensi mendengarkan dan menghormati perspektif negara-negara selatan global dalam keputusan-keputusan internasional.
 
Dengan pertemuan bilateral ini, harapan tercipta bahwa kolaborasi antara Indonesia dan Tanzania, serta antara negara-negara selatan global secara lebih luas, akan semakin menguat dalam menjawab tantangan global yang kompleks dan mendukung pembangunan berkelanjutan bagi semua pihak. (mg-3/mhd)

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow