Kreatif Dua Remaja Banyuwangi Buka Peluang Usaha Warkop Sawah

13 Mar 2023 - 11:54
Kreatif Dua Remaja Banyuwangi Buka Peluang Usaha Warkop Sawah
Kreatif pasangan saudara kakak beradik Banyuwangi berjualan kopi pinggir sawah. (Foto: Sahroni)

Banyuwangi, (afederasi.com) - Pantang menyerah dengan selalu berinovasi menjadi komitmen dua remaja asal Desa Bajulmati, Kecamatan Wongsorejo, Banyuwangi. Ya kedua remaja tersebut, Teo Perdana (27) dan Anggel (21) yang membuka peluang usaha baru dengan berjualan kopi di pinggir sawah.

Kreatifitas dari dua bersaudara itu, berawal ketika melihat potensi wilayah tempat tinggal yang banyak terlihat hamparan sawah dengan pemandangan indah. Dari sinilah, kemudian tercetus ide untuk berjualan kopi dipinggir sawah dengan pemandangan alam bebas dan bisa dijadikan alternatif untuk tempat tongkrongan yang asik.

Dengan bermodalkan sepeda motor yang dimiliki, kakak beradik ini memberanikan diri memulai usaha. Sungguh tidak disangka, dari kenekatan dan keberanian mengambil usaha yang masih jarang itu, kini keduanya bisa memenuhi kebutuhan hidup dari hasil berjualan kopi sawah.

"Awalnya itu melihat konten di media sosial, kok banyak orang ngopi di pinggir sawah. Dari situ, saya dan adik memulai membuka usaha ini, meski dengan keterbatasan," kata Teo, Senin (13/3/2023).

Warung kopi (Warkop) sawah, yang dicetuskan oleh mereka menjadi jujugan baru para remaja yang ingin nongkrong sembari melihat hamparan lahan sawah nan indah. Meskipun sederhana, dengan modal seadanya dan dengan kreatifitas berhasil menghadirkan usaha baru untuk menunjang perekonomian keluarga.

Hal ini patut dijadikan contoh, lantaran dengan kreatifitas dan keberanian mengambil jalan untuk melangkah berjualan kopi pinggir sawah bisa digunakan untuk menghasilkan pundi-pundi rupiah.

Hanya dengan sepeda motor, mereka menjajakan minuman ala warkop tersebut di jalan area persawahan persawahan Dusun Mangaran, Desa Bajulmati, Kecamatan Wongsorejo.

Konsep unik warkop sepeda motor ini nyatanya menarik minat banyak orang. Sasaran yang ditetapkannya pun tepat, yakni para muda-mudi. Karena di pinggir persawahan, suasana ngopi pun lebih syahdu.

"Kita berjualan berbekal papan dari kayu, terus mangkal di persawahan sana mulai jam 3 sore sampai menjelang maghrib," tambah Teo.

Ia bertutur, tak perlu modal besar untuk memulai bisnis yang sedang viral ini. Karena modalnya tidak sampai Rp 500 ribu namun menguntungkan.

"Kalau hari biasa kayak gini bisa lah menutupi modal untuk sehari. Tapi kalau hari Minggu pas liburan ini jalanan bisa full orang nongkrong," bebernya.

Angel menambahkan, memilih waktu di sore hari agar pelanggan yang datang bisa melihat matahari terbenam dari persawahan.

"Kalau sore, sambil menikmati langit senja dan orang-orang keluarnya lebih banyak itu pas sore," ucapnya.

Tak perlu merogoh kocek yang mahal, pembeli bisa memesan menu kopi dan es hanya kisaran Rp 3 ribu - Rp 5 ribu. Sementara untuk aneka camilan dimulai dari harga Rp 500 rupiah saja.

Warkop ala Teo dan Angel banyak disinggahi pemuda-pemudi Wongsorejo dan sekitarnya, bahkan ada yang datang dari Blimbingsari untuk sekadar menikmati kopi di pinggir sawah.

"Iya emang pengen ngerasain ngopi yang lagi viral ini. Eh ternyata di Banyuwangi ada. Ya sudah saya rela berkilo-kilometer datang kesini karenakan teman saja juga. Syahdu pol," ungkap Acil, warga Blimbingsari. (ron)

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow