Dandim 0817 Gresik Intensifkan Turun Desa
Patroli intensif Komandan Kodim (Dandim) 0817 Gresik Letkol Inf Ahmad Saleh Rahanar bersama babinsa ke beberapa desa di wilayah Gresik disambut positif oleh para kades.

Gresik, (afederasi.com) - Patroli intensif Komandan Kodim 0817 Gresik Letkol Inf Ahmad Saleh Rahanar bersama babinsa ke beberapa desa di wilayah Gresik disambut positif oleh para kades.
"Kunjungan Pak Dandim sejak pekan lalu ke beberapa desa sangat terasa dampaknya. Sekarang hampir tidak ada lagi orang yang mengaku-aku wartawan dagang ke balai desa, padahal biasanya secara bergelombang mendatangi kepala desa," ungkap salah seorang Kades di Balai desa Bunderan Kecamatan Sidayu, Gresik, Senin ( 29/05/2023).
Para kades yang hadir di tiga kecamatan wilayah utara Kabupaten Gresik, diantarnya Kecamatan Manyar, Sidayu dan Bungah yang dikunjungi Dandim dan Babinsa pada Senin ( 29/05/2023), berharap hal ini terus berkelanjutan untuk menghilangkan rasa ketakutan dan keresahan selama ini.
"Kami ingin kegiatan seperti ini dilakukan secara kontinu agar kami bisa nyaman dalam bekerja," ujar seorang kades lainya saat audiensi bersama dan dan muspika kecamatan setempat.
Komandan Kodim 0817 Letkol Inf Ahmad Saleh Rahanar terus memantau perkembangan situasi Kamtibmas di desa- desa se Kabupaten Gresik. Salah satunya berkaitan masih maraknya oknum yang diduga kerap memeras dan meneror para kepala desa di Gresik melalui medsos.
"Kalau mereka bukan pelaku tidak mungkin kepanasan seperti cacing digoreng. Mereka mencatut nama KWG dan PWI seolah jadi beking kades. Kami rasa PWI dan KWG melaksanakan profesinya sesuai dengan etika jurnalisitk dan kode etik jurnalisitik. Kita dan pers sama memiliki tanggungjawab terhadap kondisi sosial kemasyarakatan jika dibutuhkan. Saat ini kita sudah waktunya turun gunung dengan teman-teman wartawan," ungkap Dandim kelahiran Papua ini.
Oleh karena itu Dandim meminta para kades agar jangan takut lagi dengan intimidasi yang dilakukan oleh para oknum yang melakukan pemerasan dengan mengatasnamakan wartawan dan LSM. Karena mereka hanya memanfaatkan situasi yang semuanya sangat terbuka. Hanya saja mereka memanfaatkan celah yang diperkirakan oleh mereka tidak akan dijangkau oleh pemangku kepentingan di tingkat desa.
"Dengan mengaku sebagai wartawan sangat mungkin pejabat di tingkat desa akan kena mental. Dengan begitu ia akan memperdayai pejabat di tingkat desa. Maka kami selalu menghimbau jangan takut. Hadapi mereka dengan tegas, sekali lagi jangan takut," tegasnya.
Dikatakan Dandim, unggahan mereka untuk memframing agar seolah mereka melakukan pengawasan pembangunan desa tetapi dituduh memeras. Kalau ada kades yang melakukan tindak pidana silahkan laporkan ke penegak hukum, jangan justru ditakut-takuti lalu diperas.
"Mereka sengaja melakukan framing, agar seolah tindakannya benar. Dan kita menemukan fakta itu (pemerasan). Barusan kita melakukan audensi dengam para kades di wilayah selatan. Dua jam kemudian ada kades yang mengaku telah mengirim uang sebesar Rp15 juta kepada mereka. Nah, kalau sudah seperti ini pertanyaannya kenapa? Ada yang salahkah?. Tentu ada yang salah," tukas Dandim. (Frd)
What's Your Reaction?






