Curah Hujan Rendah, Waspada Kasus Chikungunya
Tulungagung, (afederasi.com) – Temuan kasus chikungunya yang terjadi di Desa Gilang, Kecamatan Ngunut pada awal Januari 2023 ini, menjadi bukti pentingnya menjaga kebersihan lingkungan.
Utamanya untuk tetap menerapkan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) secara berkala.
Sebab penyakit ini menyerang semua usia, mulai anak-anak, remaja, dewasa, bahkan lansia. Kelembapan udara, hingga kebersihan lingkungan yang minim menjadi faktor kuat penularan penyakit ini.
Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P), Didik Eka Sunarya Putra mengatakan, sama seperti kasus pada demam berdarah dengue (DBD), nyamuk Aedes aegypti atau Aedes albopictus ini senang tinggal di dalam rumah. Terutama di genangan-genangan air sekitar rumah seperti bak kamar mandi, bejana air di sekitar rumah.
Untuk itu, jika pada kondisi curah hujan rendah, dan kelembapan udara rendah membuat telur-telur nyamuk Aedes albopictus akan menetas dengan cepat dan berkembang menjadi nyamuk dewasa.
“Ketika curah hujan kadang rendah, kadang tinggi seperti saat ini justru membuat populasi nyamuk untuk berkembang semakin besar,”terangnya.
Hal ini berbeda jika curah hujan cukup tinggi. Populasi nyamuk akan terganggu. Didik mengungkapkan, daya kerja nyamuk Aedes aegypti atau Aedes albopictus ini pada pukul 6 hingga 10 pagi, dan berlanjut pada pukul 3 hingga 6 sore hari.
Untuk itu, ia mengimbau masyarakat untuk tetap menjaga kebersihan lingkungan. Salah satunya dengan menerapkan PSN seminggu sekali. Hal ini karena perkembangan nyamuk dari telur hingga berubah menjadi nyamuk dewasa terjadi dalam kurun waktu 7 hingga 10 hari.
“Sehingga bila rutin dilakukan PSN, insyaallah akan menekan jumlah kasus chikungunya,”pungkasnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, Dinkes Tulungagung mencatat, sebanyak 20 warga Desa Gilang, Kecamatan Ngunut terpapar virus chikungunya.
Chikungunya sendiri merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus yang ditularkan oleh nyamuk, dan bisa menyebabkan demam secara tiba-tiba dan nyeri sendi yang parah. Dari hasil pemeriksaan epidemiologi, sejumlah warga mengalami berbagai gejala mulai ruam, demam, pusing, nyeri sendi dan bahkan ada yang tidak bisa jalan. (dn)
What's Your Reaction?