7500 Guru Ngaji di Kediri Terima Insintif
Kediri, (afederasi.com) - Pemerintah Kabupaten (pemkab) Kediri kembali menyalurkan bisyaroh atau insentif bagi ribuan guru ngaji di Kabupaten Kediri. Penyaluran insentif bagi guru-guru Madin, TPQ dan TPA di Kabupaten Kediri ini dilakukan mulai 22-29 Desember 2022 besok.
Dalam proses penyaluran insentif tersebut, didampingi Lembaga Pendamping Program Pesantren, Madin dan TPQ atau TPA (LP3MT) Kabupaten Kediri.
Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Kediri Mokhamat Muhsin menyampaikan, jumlah penerima insentif pada tahun 2022 ini sebanyak 7500 guru dengan rincian 6.665 guru muslim, 835 non muslim.
Dibanding tahun 2021 lalu penerima insentif lebih sedikit yakni, 7.148 guru. Adapun penambahan jumlah penerima insentif tahun ini adalah tambahan dari guru-guru ngaji yang belum tercover atau terdata sekaligus tercover BPJS Ketenagakerjaan.
"Selain jumlah penerima yang bertambah, guru ini juga mendapatkan jaminan sosial ketenagakerjaan," kata Muhsin Rabu (28/12/2022).
Dengan tercover BPJS Ketenagakerjaan tersebut, guru ngaji lanjut akan mendapatkan banyak manfaat karena mendapat perlindungan sosial diantaranya jaminan kecelakaan kerja maupun jaminan kematian. Manfaat itu tak hanya bagi guru ngaji melainkan juga keluarga. Bagi guru ngaji yang tercatat sebagai penerima insentif dan meninggal pada bulan Oktober-Desember 2022, ahli waris diminta untuk melaporkan untuk mendapatkan santunan dari BPJS Ketenagakerjaan.
"Untuk guru ngaji yang meninggal, anaknya akan mendapatkan beasiswa sekolah, sedang suami atau istri akan mendapat pelatihan kewirausahaan," ungkap Muhsin.
Setelah penyaluran insentif tahun 2022 ini selesai, menurut Muhsin akan dilakukan update data untuk penyaluran 2023 mendatang. Update data akan dimulai akhir Januari 2023, adapun anggaran sementara yang telah dialokasikan untuk insentif sebesar Rp9 miliar.
Terpisah, H.M. Kazul Fikri dari LP3MT Kabupaten Kediri menyampaikan, penyaluran bisyaroh pada 2022 diberikan sekaligus di bulan Desember. Adapun untuk tahun 2023 mendatang, pihaknya berharap supaya penyaluran bisa dilakukan dalam tiap triwulan sekali.
"Kita juga upayakan kuota penerima bisa bertambah keseluruhan guru Madin, di data kami ada sekitar 15.000 guru, sedangkan kuota penerima saat ini 7.500 guru," tuturnya.
Gus Fikri sapaan akrabnya mengapresiasi dengan adanya jaminan ketenagakerjaan bagi guru ngaji. Terlebih iuran BPJS Ketenagakerjaan itu tidak dipotongkan dari insentif yang diterima para guru ngaji.
Guru ngaji penerima insentif tetap mendapatkan haknya penuh sebesar Rp 1,2 juta atau Rp100 ribu tiap bulan yang dikirim ke rekening masing-masing penerima. Bagi guru ngaji yang tercatat sebagai penerima baru, buku rekening dilakukan saat penyerahan dilakukan.
"Sama sekali tidak memotong hak-hak mereka, iuran BPJS Ketenagakerjaan ada anggarannya sendiri," ungkapnya. (sya/dn)
What's Your Reaction?