Negara Kepulauan Temukan Potensi Ekonomi Biru dalam Forum AIS di Glasgow

Negara Kepulauan menjadi pusat perhatian dalam upaya mengembangkan ekonomi biru.

08 Nov 2023 - 09:12
Negara Kepulauan Temukan Potensi Ekonomi Biru dalam Forum AIS di Glasgow
Ilustrasi. Peluncuran ekonomi biru di Pulau Maratua. [ANTARA]

Maratua, (afederasi.com) - Negara Kepulauan menjadi pusat perhatian dalam upaya mengembangkan ekonomi biru. Dalam acara Archipelagic and Island States (AIS) Forum yang digelar di Glasgow, United Kingdom pada 6 – 7 November 2023, para pemangku kepentingan dari berbagai sektor berkumpul untuk berdiskusi tentang inovasi dalam menggerakkan ekonomi biru. Indonesia, salah satu negara kepulauan, turut ambil bagian dalam forum ini setelah menjadi tuan rumah Konferensi Tingkat Tinggi AIS Forum pada bulan Oktober 2023 lalu.

Riny Modaso, Kepala Sekretariat AIS Forum, menegaskan perlunya solusi strategis terkait inovasi dalam mengarusutamakan ekonomi biru di negara-negara pulau dan kepulauan, termasuk Indonesia. Dia mengatakan seperti yang dilansir dari Suara.com media partner afederasi.com, "Inovasi merupakan penggerak dari setiap perubahan yang berarti, dan para wirausaha memainkan peran penting dalam proses ini sebagai penerjemah ide-ide kreatif menuju penerapannya di dunia nyata." Perlunya perhatian khusus pada penelitian dan pengembangan serta dukungan kepada para wirausaha diungkapkan oleh Modaso.

Forum tersebut menjadi wadah untuk menyatukan sejumlah pemikir dan praktisi dari berbagai sektor, termasuk akademik, swasta, inovasi, pengembangan, serta pelaku lokal di sektor ekonomi biru. Kerjasama antara AIS Forum, Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Glasgow, dan Tony Blair Institute for Global Change (TBI) menjadikan acara ini sebagai platform penting untuk berbagi pemikiran dan pengalaman.

Hari pertama forum di Glasgow dimulai dengan keynote speech oleh Dr. Alessandro Rosiello, Direktur Futures Institute Edinburgh. Dalam pidatonya, ia menekankan pentingnya meningkatkan inovasi dan kewirausahaan untuk mencapai masa depan yang berkelanjutan. Rosiello juga menyoroti potensi solusi yang tersimpan dalam lautan, tetapi ia menegaskan bahwa investasi dalam inovasi sangatlah penting untuk menggali potensi ini.

Sesi panel pertama dipimpin oleh Dr. Adam Bobbette dari Department of Political Geology, University of Glasgow, dengan tema "Archipelagic Imaginaries and Earth Futures." Bobbette membahas potensi negara-negara pulau dan kepulauan di masa depan, dengan penekanan pada keberlanjutan dan pentingnya pengetahuan dan kearifan lokal.

Sesi panel kedua dipandu oleh Astrid Dita dari Tony Blair Institute for Global Change. Sebagai Head of Digital & Tech Transformation for Indonesia, Dita membahas "Technology for Blue" dengan fokus pada solusi inovatif untuk mengatasi tantangan khas yang dihadapi oleh negara pulau dan kepulauan melalui implementasi teknologi tepat guna yang sesuai dengan kondisi geografis dan ekonomi masing-masing negara.

Sesi panel di hari pertama ditutup oleh Viljami Yli-Hemminki dari The Office for Gas and Energy Market United Kingdom dengan topik “Navigating a Sustainable Future - Collaboration and Coordination in Marine Renewable Energy.” Viljami memberikan penjelasan tentang peran penting kolaborasi dan kerja bersama dalam upaya memaksimalkan penyediaan dan penggunaan energi baru dan terbarukan, dengan contoh kolaborasi yang telah dilakukan oleh UK sebagai inspirasi. Kolaborasi melibatkan berbagai pihak, termasuk pemerintah, pengembang teknologi, peneliti, dan Offshore Hybrid Assets (OHA) sebagai bagian terpenting dari penggunaan energi baru dan terbarukan.(mg-2/jae)

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow