Kasus Wisatawan Terseret Ombak di Tulungagung Tinggi, Kapolres Desak Peningkatan Keamanan Pantai
Tulungagung, (afederasi.com) - Dalam tiga tahun terakhir, sembilan kasus wisatawan terseret ombak tercatat di pantai-pantai Tulungagung, dengan total 13 korban jiwa. Insiden terburuk terjadi pada 2023, saat enam wisatawan kehilangan nyawa akibat terseret arus.
Situasi ini mendapat perhatian serius dari Kapolres Tulungagung, AKBP Mohammad Taat Resdi, yang mendesak adanya peningkatan keamanan di kawasan wisata pantai.
“Angka kecelakaan wisatawan di pantai Tulungagung tergolong tinggi. Dari tahun 2022 hingga 2024, terdapat sembilan kasus dengan total korban meninggal mencapai 13 orang,” ujar Kapolres Mohammad Taat, Rabu (13/11/2024).
Data Polres Tulungagung menunjukkan, pada 2022 terjadi tiga insiden yang menelan lima korban jiwa. Kasus meningkat pada 2023 dengan empat kejadian dan enam korban jiwa. Sementara pada 2024, tercatat dua kasus dengan dua korban jiwa. Mayoritas korban adalah wisatawan dari luar kota yang baru pertama kali mengunjungi pantai-pantai di Tulungagung, seperti dari Nganjuk, Kediri, Blitar, Trenggalek, hingga Tapanuli, Sumatera.
“Jumlah korban ini sangat signifikan, sehingga kami perlu menekankan pentingnya peningkatan keamanan di objek wisata pantai,” ungkapnya.
Kapolres mengimbau agar penjaga pantai melakukan patroli rutin dengan peralatan keselamatan lengkap, termasuk pengeras suara untuk peringatan. Langkah tegas pun disarankan agar penjaga pantai berani mencegah wisatawan memasuki area berbahaya di sekitar pantai.
Selain itu, Taat mendorong pengelola pantai untuk menentukan area yang termasuk zona aman dan berbahaya, dengan menandainya menggunakan bendera atau rambu khusus.
“Kami berharap upaya ini mampu menekan risiko kecelakaan wisatawan. Namun jika masih terjadi korban, kami hanya bisa menganggapnya sebagai musibah yang tak dapat dihindari,” tutup Taat. (riz/dn)
What's Your Reaction?