Diolah Secara Tradisional, Emping Melinjo Puhjarak Kediri Makin Eksis di Pasaran

Dusun/Desa Puhjarak Kecamatan Plemahan menjadi sentra pembuatan camilan emping melinjo di Kabupaten Kediri.

30 May 2023 - 18:56
Diolah Secara Tradisional, Emping Melinjo Puhjarak Kediri Makin Eksis di Pasaran
Pembuat emping melinjo di Desa Puhjarak Plemahan Kabupaten Kediri. (foto : isa/afederasi.com).
Diolah Secara Tradisional, Emping Melinjo Puhjarak Kediri Makin Eksis di Pasaran

Kediri, (afederasi.com) - Dusun/Desa Puhjarak Kecamatan Plemahan menjadi sentra pembuatan camilan emping melinjo di Kabupaten Kediri.

Turun temurun dari nenek moyang, hingga kini masyarakat di sana masih menggunakan cara tradisional untuk membuat emping. Jajanan yang kaya akan serat inipun makin laris di pasaran. 

Salah satu pengusaha emping melinjo, Khamid Al Rochim (60) mengaku, pembuat emping di desanya telah banyak dan tersebar di beberapa dusun, termasuk dirinya. Berkecimpung sedari kecil, cara pembuatan emping diakui Khamid masih sama seperti dulu dengan alat sederhana dan tradisional. 

"Kalau pembuatannya sama saja seperti dulu, masih dengan cara tradisional," katanya usai ditemui pihak afederasi.com, Selasa (30/5/2023). 

Peralatan yang digunakan untuk membuat emping ini adalah wingko atau alat penggorengan zaman dulu dengan serok kayu dan bahan pasir untuk menggoreng, kemudian batu tumbuk, kayu gepuk dan alat penjemuran emping bernama widik.

Menurut Khamid, mengolah emping dengan alat tradisional ini lebih cepat dan efisien dibandingkan menggunakan mesin.

Sebab sejak dulu sudah terbiasa manual dan belum berminat menggunakan peralatan modern.

Nantinya setiap pegawai akan diberikan 50 kg biji melinjo untuk dibuat di rumah masing-masing. Ada sekitar 10 orang binaan Khamid yang ikut dalam proses pembuatan bisnis emping melinjo ini. Dalam satu kilonya, mereka dikasih upah Rp 12 ribu untuk jasanya. 

"Satu hari setiap orang itu bisa membuat sekitar 5-6 kg kerupuk emping melinjo," terangnya. 

Khamid menjelaskan, untuk membuat emping tahap pertama diawali dengan mengelupas kulit melinjo. Jika sudah kering, melinjo kemudian disangrai atau digoreng dengan menggunakan pasir. Setelah itu, melinjo kembali dikupas dengan cara digepuk menggunakan batu.

Untuk menjadikannya ukuran bulat merata, melinjo kemudian ditumbuk di atas batu menggunakan alat penggepuk yang terbuat dari kayu. Melinjo yang digepuk dibuat bentuk bundar atau bulat dengan ukuran pipih. 

"Selanjutnya adalah proses terakhir yaitu di jemur biar kering dan siap dipasarkan," paparnya.

Kini, untuk pengembangan bisnisnya, Khamid dibantu sang anak Eko Nur Agus (31) dalam proses pemasaran. Kota Malang dan Surabaya menjadi daerah rutin pemasok emping melinjo mereka.

Harga yang dipatok Khamid dalam 1 kg emping melinjo sebesar Rp 76 ribu. Dalam satu kali kirim, mereka bisa menghabiskan 5 kwintal emping. Jumlah itu dalam rentan waktu satu Minggu.

Waktu demi waktu, bisnis yang dijalankan oleh Khamid semakin berkembang. Terpaksa untuk menambah biaya produksi, ia mulai meminjam permodalan dari Bank BRI.

Dirinya mengaku, awal mula kenal dan berani pinjam dari banyaknya pengusaha kenalannya yang telah lebih dulu meminjam untuk permodalan juga.

"Akhirnya saya berani pinjam, awalnya takut, ternyata mudah. Terakhir saya pinjam Rp 60 juta untuk keperluan modal dan tambahan bahan baku melinjo," paparnya. 

Terakhir untuk pengenalan produk yang lebih luas, Khamid dibantu sang anak mulai memanfaatkan media massa sebagai toko dan alat pemasaran.

Laman facebook market place menjadi salah satu aplikasi yang sering ia kunjungi setiap hari untuk memantau harga dan penjualan mereka.

Meski belum berdampak signifikan seperti pesanan pada sebelumnya, dalam satu tahun terakhir, pesanan melalui media sosial Facebook ini kian dirasakan Khamid. Ia selalu bersyukur berapapun orang yang pesan, seperti hanya 1 - 2 kilogram saja. 

"Produksi boleh tradisional dan manual, tapi kalau pemasaran kita harus wajib mengikuti jaman agar tidak tertinggal sama yang lain," tandasnya.(sya/dn) 

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow