Demi Dominasi Pasar Lobster, Balad Grup Gaet Ahli Perikanan Dunia

Situbondo, (afederasi.com) – Indonesia yang terletak di garis khatulistiwa dikenal memiliki kekayaan alam yang melimpah, termasuk di sektor kelautan. Salah satu komoditas bernilai tinggi yang menjadi bukti kekayaan tersebut adalah lobster atau udang barong.
Owner Bandar Laut Dunia (Balad) Grup, HRM Khalilur R Abdullah Sahlawiy, mengungkapkan bahwa China membutuhkan sekitar 7 miliar ekor lobster setiap tahunnya. Namun, kebutuhan itu mayoritas dipenuhi oleh Vietnam, Selandia Baru, Australia, dan Amerika, sementara kontribusi Indonesia masih sangat kecil.
“China memiliki keunggulan dalam rekayasa genetika. Sebagai pelaku usaha perikanan budidaya di Indonesia, saya berupaya menembus pasar lobster di sana. Untuk itu, belajar dari para pakar perikanan menjadi langkah strategis yang harus dilakukan,” ujarnya, Sabtu (8/3/2025).
Dalam rangka memperkuat penetrasi pasar di China, Khalilur menggandeng tiga pakar internasional. Salah satunya adalah Philip Gu, seorang pakar perikanan berkewarganegaraan Singapura dan Australia yang pernah menjadi konsultan perikanan PBB selama 10 tahun. Gu juga memiliki perusahaan rumput laut yang berhasil melakukan IPO di Australia dengan lonjakan nilai saham mencapai 8.000 kali lipat dalam beberapa hari pertama.
“Saya membutuhkan ahli IPO untuk membantu perusahaan-perusahaan saya menuju pasar bursa. Selain itu, saya juga berkolaborasi dengan Cao Cung alias Cao Yue Ming, yang merupakan pakar rekayasa genetika lobster dan hatchery di China,” tambahnya.
Tak hanya itu, Khalilur juga menimba ilmu dari Lin Li, seorang akademisi terkemuka yang menjabat sebagai Dekan Fakultas Zoology di Zhongkai College of Agricultural Engineering. Lin Li merupakan lulusan Virology dari University of Hamburg, Jerman, serta aktif dalam berbagai organisasi perikanan di China, termasuk sebagai Direktur Chinese Society of Fisheries dan anggota berbagai komite akademik perikanan.
“Dengan dukungan dari para ahli ini, saya optimistis bahwa penaklukan pasar perikanan budidaya di China hanyalah soal waktu,” tegas Khalilur.
Melalui strategi berbasis keilmuan dan inovasi teknologi, Balad Grup bertekad untuk menjadikan Indonesia sebagai pemain utama dalam industri lobster dunia. Langkah ini diharapkan mampu meningkatkan daya saing perikanan nasional di kancah global.(vya/dn)
What's Your Reaction?






