Wiwin Sumrambah Gelar Sosialisasi Literasi Budaya

06 Nov 2025 - 18:24
Wiwin Sumrambah Gelar Sosialisasi Literasi Budaya
Anggota DPRD Jawa Timur dari Fraksi PDI-Perjuangan, Wiwin Sumrambah, menggelar Sosialisasi Literasi Budaya di Desa Jatipelem, Kecamatan Diwek, Jombang, pada Jumat (31/10/2025) malam. (Foto:Istimewa)

Jombang, (afederasi.com) – Anggota DPRD Jawa Timur dari Fraksi PDI-Perjuangan, Wiwin Sumrambah, menggelar Sosialisasi Literasi Budaya dengan tema “Literasi Budaya untuk Membangun Sikap Toleransi Masyarakat”. Acara yang berlangsung di Desa Jatipelem, Kecamatan Diwek, Jombang, pada Jumat (31/10/2025) malam itu, dihadiri ratusan warg a dari berbagai kalangan.


Kegiatan ini digelar sebagai respons atas menguatnya arus digitalisasi yang dinilai berpotensi memudarkan pemahaman terhadap nilai-nilai budaya lokal. Dalam sambutannya, Wiwin Sumrambah menegaskan bahwa literasi budaya bukan sekadar wacana pelestarian tradisi semata.


“Budaya adalah jati diri bangsa. Ketika kita kehilangan pemahaman terhadap akar budaya sendiri, maka kita kehilangan kompas moral dalam menghadapi perbedaan,” tegas Wiwin Sumrambah di hadapan para peserta yang terdiri dari perangkat desa, guru, pelajar, dan pegiat komunitas budaya.


Politisi PDI-Perjuangan itu menyoroti situasi paradoks yang dihadapi masyarakat modern. Di satu sisi, kemajuan teknologi mempermudah pertukaran informasi, namun di sisi lain, justru dapat menurunkan tingkat empati sosial dan kesadaran akan nilai-nilai luhur budaya.“Toleransi tidak tumbuh dari ruang digital, tapi dari kesadaran budaya yang dipraktikkan sehari-hari,” ujar Wiwin menekankan.


Wiwin juga menyoroti peran instansi pendidikan yang dinilainya belum memberikan perhatian optimal pada penguatan literasi budaya di lingkungan sekolah. Padahal, sekolah merupakan ruang strategis untuk menanamkan nilai gotong royong, empati, dan penghargaan terhadap keberagaman sejak dini.


Wiwin Sumrambah mendorong agar pendidikan budaya lokal diintegrasikan ke dalam kegiatan ekstrakurikuler maupun program sekolah berbasis karakter. Hal ini dinilai penting untuk menanamkan kebanggaan generasi muda terhadap warisan budayanya sendiri.


“Banyak anak-anak kita hafal tokoh luar negeri, tapi tidak mengenal tokoh budaya daerahnya sendiri. Ini tanda bahwa pendidikan formal belum optimal menanamkan kebanggaan terhadap budaya lokal,” kritiknya.
Acara sosialisasi yang berlangsung interaktif tersebut juga menghadirkan sesi diskusi. Peserta diajak menggali kembali praktik budaya lokal yang sarat nilai toleransi, seperti tradisi selametan, gotong royong, dan musyawarah desa.


Salah seorang peserta, Siti Aminah (45), mengaku sangat terinspirasi dengan kegiatan yang digelar Wiwin Sumrambah ini. Ia menyadari bahwa budaya bukanlah sekadar warisan masa lalu, melainkan pedoman untuk menjaga kedamaian di masa kini.


“Selama ini kami sering menganggap budaya hanya urusan masa lalu. Setelah mendengar penjelasan Bu Wiwin, saya jadi paham kalau budaya itu justru jalan menjaga kedamaian di tengah perbedaan. Anak muda perlu diajak bicara soal ini,” ujar Aminah.


Menutup acara, Wiwin Sumrambah kembali menegaskan komitmennya. Ia menyatakan bahwa menjaga nilai-nilai budaya sama artinya dengan menjaga keberlanjutan dan martabat bangsa.
“Jombang punya sejarah panjang tentang harmoni antar umat dan keberagaman budaya.Kalau bukan kita yang merawatnya, siapa lagi?” pungkasnya yang disambut tepuk tangan meriah seluruh peserta. (san)

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow