Politisi Ini Sebut Tidak akan Ada Presiden dari Partai Golkar Hingga 2045; Sudah Dapat Kutukan Sejak Soeharto Turun

Politisi Partai Golongan Karya (Golkar), Ridwan Hisjam, telah membuat pernyataan mengejutkan yang menggugah perhatian.

31 Aug 2023 - 09:04
Politisi Ini Sebut Tidak akan Ada Presiden dari Partai Golkar Hingga 2045; Sudah Dapat Kutukan Sejak Soeharto Turun
Anggota Dewan Pakar DPP Partai Golkar Ridwan Hisjam usai dipanggil Dewan Etik pada Selasa (18/7/2023). [Suara.com/Novian]

Jakarta, (afederasi.com) - Politisi Partai Golongan Karya (Golkar), Ridwan Hisjam, telah membuat pernyataan mengejutkan yang menggugah perhatian. Dalam wawancara dengan kanal YouTube Zullfan Lindan Unpacking Indonesia, Ridwan Hisjam mengungkapkan pandangannya tentang sebuah 'kutukan' yang diyakini menaungi Golkar sejak masa reformasi, setelah jatuhnya Soeharto dari kursi presiden.

Ridwan Hisjam menjelaskan, "Percaya tidak percaya, jadi Golkar ini dapat kutukan. Jadi jangan bicara presiden lah." Pernyataan ini mengundang tanda tanya, karena menyoroti keyakinannya bahwa Partai Golkar telah mendapatkan nasib yang tidak menguntungkan dalam upaya mencapai posisi presiden.

Menurut Hisjam, kutukan ini dimulai sejak era pasca-Soeharto, di mana tidak ada presiden yang berasal dari Partai Golkar. "Saya bilang ini fakta, bahwa sejak Soeharto turun tidak akan ada presiden dari Golkar sampai hari ini, jadi jangan mimpi," tegas Hisjam.

Hisjam melanjutkan dengan menjelaskan sejumlah contoh yang mendukung pandangannya. Dia merujuk pada situasi di mana beberapa tokoh Partai Golkar yang diharapkan bisa mencalonkan diri sebagai presiden, ternyata menghadapi kendala yang mengakibatkan kegagalan.

Salah satu contoh yang dicontohkan oleh Hisjam adalah BJ Habibie, yang gagal mencalonkan diri pada pemilihan presiden tahun 1999 karena pertanggungjawabannya ditolak oleh MPR. "Mau coba lihat Bang Zulfan ngikutin lah, habis Soeharto ke siapa Pak Habibie kan? Pak Habibie kan pada waktu itu seandainya Pak Habibie ikut di 1999 pemilu presiden, InsyaAllah menang," ungkapnya.

Hisjam juga menyoroti situasi di pemilihan selanjutnya, di mana tokoh-tokoh dari Partai Golkar yang dianggap berpotensi malah mengundurkan diri atau kalah dalam perlombaan. Contohnya adalah Akbar Tanjung yang awalnya dianggap sebagai calon wakil presiden bersama Megawati Soekarnoputri. Namun, Akbar Tanjung mengundurkan diri setelah pengumuman akan dipilih sebagai calon wakil presiden.

Pandangan Hisjam mengenai 'kutukan' ini terus diperkuat dengan contoh-contoh sejarah pemilihan berikutnya, di mana Partai Golkar tampaknya selalu menghadapi kesulitan dan kalah dalam persaingan. Dalam pemilihan tahun 2004, Golkar kembali mendorong calon-calon yang diharapkan bisa meraih kemenangan, tetapi hasilnya tidak sesuai harapan. Tren ini terus berlanjut hingga pemilihan-pemilihan berikutnya, dengan partai tersebut kesulitan menghasilkan calon presiden yang berhasil.

Menariknya, Hisjam juga mengaitkan pandangannya dengan adanya perjanjian tersembunyi yang terkait dengan "tanah Jawa". Menurutnya, perjanjian ini telah dilupakan oleh Partai Golkar, dan sebagai hasilnya, kutukan ini akan terus berlanjut hingga tahun 2045.

Meskipun pandangan Ridwan Hisjam ini bisa dianggap spekulatif, pernyataannya memberikan sudut pandang menarik tentang dinamika politik di Indonesia, terutama dalam konteks sejarah Partai Golkar dalam upaya mencapai posisi presiden.(mg-2/jae)

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow