Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK): Ancaman Global yang Memerlukan Perhatian Serius

Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK) menjadi perhatian serius dalam dunia kesehatan sebagai masalah kronis yang disebabkan oleh peradangan paru-paru dalam jangka waktu lama.

21 Nov 2023 - 10:12
Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK): Ancaman Global yang Memerlukan Perhatian Serius
Ilustrasi paru-paru (freepik.com/pressfoto)

Jakarta, (afederasi.com) - Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK) menjadi perhatian serius dalam dunia kesehatan sebagai masalah kronis yang disebabkan oleh peradangan paru-paru dalam jangka waktu lama.

Dampaknya sangat signifikan, terutama dengan sulitnya penderitanya untuk bernapas, menghambat aktivitas sehari-hari, dan merugikan kualitas hidup. Sebuah laporan dari Global Initiatives for Chronic Obstructive Lung Disease (GOLD) tahun 2023 menyoroti bahwa asap rokok dan polusi udara, baik dari partikel kimia maupun gas industri, menjadi faktor risiko utama PPOK.

Menurut GOLD, PPOK saat ini menjadi salah satu penyebab kematian tertinggi di seluruh dunia, dengan 90% kasus terjadi di negara berpenghasilan rendah dan menengah.

Di Indonesia, diperkirakan terdapat 4,8 juta penderita PPOK dengan prevalensi mencapai 5,6%, sesuai dengan data Pedoman Diagnosis dan Penatalaksanaan PPOK di Indonesia yang diterbitkan oleh PDPI tahun 2023.

Perwakilan Kelompok Kerja Asma dan PPOK, PDPI, dr. Triya Damayanti, Ph.D, menyatakan bahwa jumlah penderita PPOK di Indonesia diperkirakan terus meningkat seiring pertumbuhan jumlah perokok dan kualitas udara yang kurang baik di beberapa wilayah. Menurutnya, PPOK cenderung ditemukan pada populasi di atas 40 tahun dengan faktor risiko tertentu, namun pasien seringkali kurang menyadari kondisinya hingga mencapai tahap yang lebih parah.

PPOK, sebagaimana dijelaskan oleh dr. Triya, disebabkan oleh peradangan saluran napas jangka panjang, yang menyebabkan batuk persisten, sesak napas, dan produksi dahak berlebihan.

Selain itu, PPOK juga berkaitan erat dengan flu. Data dari Centers for Disease Control (CDC) menunjukkan bahwa 9 dari 10 orang yang dirawat di rumah sakit akibat flu juga menderita penyakit kronis seperti PPOK. Oleh karena itu, vaksin flu secara rutin sangat dianjurkan untuk mencegah komplikasi serius.

Dalam rangka memperingati Hari Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK) Sedunia 2023, GlaxoSmithKline (GSK) bersama Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) menggelar Kampanye Peduli Paru OK.

Kegiatan ini dilaksanakan pada Car Free Day di sekitaran Bundaran HI, Jakarta, sebagai upaya untuk menginspirasi masyarakat yang berisiko dan memberikan informasi terkini mengenai PPOK.

Manish Munot, President Director & General Manager GSK Indonesia, berharap kampanye ini dapat mendorong konsultasi lebih dini ke dokter dan meningkatkan kesadaran akan pola hidup sehat.

Juru Bicara Kementerian Kesehatan RI, dr. Mohammad Syahril, menyoroti pentingnya edukasi mengenai PPOK sebagai langkah nyata dalam menurunkan angka kejadian penyakit ini.

Pemerintah Indonesia telah mengambil langkah serius dalam mengatasi PPOK melalui Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.01.07/Menkes/687/2019, yang menekankan penanganan dan pencegahan PPOK sebagai kebijakan kesehatan nasional.

Edukasi, terutama mengenai pengetahuan dasar PPOK, obat-obatan, cara pencegahan perburukan penyakit, menghindari risiko, dan penyesuaian aktivitas, menjadi kunci utama dalam mengelola jangka panjang PPOK yang ireversibel dan progresif.(mg-2/jae)

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow