Pemerintah Belum Wajibkan Tes Covid-19 Bagi PPLN dari China

06 Jan 2023 - 10:16
Pemerintah Belum  Wajibkan Tes Covid-19 Bagi PPLN dari China
Penumpang yang tiba dari China menunggu di depan area pengujian Covid-19 yang ditetapkan di Bandara Roissy Charles de Gaulle, utara Paris. (ist)

Jakarta, (afederasi.com) – Melonjaknya kasus Covid-19 di China belum membuat pemerintah Indonesia untuk memberlakukan kebijakan pengetatan terhadap pelaku perjalanan luar negeri (PPLN) dari China.

Juru Bicara Kementerian Kesehatan dr Syahril Mansyur mengatakan, pemerintah tidak memberlakukan kebijakan tersebut dengan alasan berbagai sub varian omicron yang menyebabkan ledakan kasus di China sudah terdeteksi di Tanah Air.

“Bahkan sampai saat ini hal tersebut belum menyebabkan peningkatan kasus Covid-19 di Indonesia,”jelasnya.

Syahril menduga kondisi ini tercipta karena masyarakat Indonesia sudah memiliki tingkat imunitas yang cukup tinggi, baik karena vaksinasi maupun infeksi alamiah.

“Jadi sampai saat ini dengan alasan-alasan bahwa sub varian baru yang saat ini sedang terjadi lonjakan di negara China, Prancis dan sebagainya memang sudah ada di Indonesia sejak Oktober lalu, dan sampai saat ini hanya 15 kasus. Dan itu tidak menyebabkan terjadinya lonjakan kasus di Indonesia dan alhamdulillah terkendali,” ungkapnya.

Meski begitu, pihaknya akan tetap meningkatkan kewaspadaan di berbagai pintu masuk, seperti melakukan tes PCR terhadap pelancong dari China yang memiliki gejala Covid-19 ketika mendarat.

“Tapi kan tadi yang ditanyakan PPLN yang harus punya bukti tes PCR negatif, dan kita tidak memberlakukan itu. Tapi kalau kewaspadaan tadi ya harus, kalau orang-orang dia bergejala, baik itu pelancong Indonesia yang sedang bepergian ke China terus pulangnya ada gejala harus melakukan itu,” jelasnya.

Lebih jauh Syahril menuturkan pihaknya terus mengejar cakupan vaksinasi penguat atau booster yang saat ini baru mencapai 29 persen. Ia mengatakan, pada tahun 2023, Kementerian Kesehatan akan meningkatan jumlah pusat vaksinasi dan menggelar program jemput bola untuk meningkat akses ke booster.

Menurut Syahril, Kemenkes belum akan memberikan booster Covid-19 kedua atau dosis keempat pada masyarakat umum. Pasalnya, selain fokus untuk meningkatkan cakupan booster pertama, pihaknya juga hanya akan memberikan booster Covid-19 kedua pada kalangan rentan, seperti lansia, yang sampai saat ini baru mencapai enam persen. (mhd)

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow