Musim Kemarau Jadi Berkah, Produksi dan Harga Tembakau Tulungagung Melonjak

23 Oct 2024 - 20:16
Musim Kemarau Jadi Berkah, Produksi dan Harga Tembakau Tulungagung Melonjak
Pj Bupati Tulungagung, Heru Suseno (kiri) bersama dengan Kepala Dinas Pertanian (Dispertan) Tulungagung, Suyanto (kanan) menunjukkan hasil tembakau dimusim kemarau (deny/afederasi.com)

Tulungagung, (afederasi.com) – Musim kemarau yang identik dengan tantangan bagi sektor pertanian ternyata membawa keberkahan bagi petani tembakau di Tulungagung. Minimnya curah hujan selama beberapa bulan terakhir justru menjadi kondisi ideal untuk peningkatan produksi tembakau, sekaligus mendongkrak harga jualnya di pasaran.

Kepala Dinas Pertanian (Dispertan) Tulungagung, Suyanto, mengungkapkan bahwa luas lahan tembakau di musim tanam 2024 mencapai 1.251 hektare. Dari lahan tersebut, total produksi tembakau rajangan kering hingga saat ini telah mencapai 2.022,8 ton.

“Harga tembakau daun basah terendah sekitar Rp 4.500 per kilogram, dan tertinggi mencapai Rp 10.000 per kilogram. Sementara itu, harga tembakau rajangan kering berkisar antara Rp 60.000 hingga Rp 120.000 per kilogram,” jelas Suyanto, Rabu (23/10/2024).

Suyanto menegaskan, program perluasan area tanam (PAT) padi yang dijalankan pemerintah tidak memengaruhi siklus maupun produksi tembakau. Hal ini karena lahan tembakau di Tulungagung terletak di wilayah-wilayah tertentu yang tidak bersinggungan dengan area padi.

“Lahan tembakau hanya ada di lima kecamatan, yaitu Gondang, Boyolangu, Campurdarat, Pakel, dan Sumbergempol. Bahkan, di Sumbergempol hanya sebagian kecil wilayah, seperti Desa Junjung. Jadi, program PAT sama sekali tidak berdampak pada tembakau,” tambahnya.

Musim tanam kali ini juga membawa kabar baik bagi petani, yang melaporkan adanya peningkatan hasil produksi. Jika sebelumnya petani rata-rata memanen 1 ton tembakau per 100 ru lahan, kini jumlahnya naik menjadi 1,1 hingga 1,2 ton.

“Ini karena pengairan yang baik. Air memiliki pengaruh besar terhadap hasil produksi tembakau,” ujarnya.

Meski optimistis dengan hasil panen, Suyanto menegaskan bahwa Dinas Pertanian hanya berfokus pada pemberdayaan petani dan pemantauan produksi. Mengenai penjualan dan distribusi ke luar wilayah, dinas tidak memiliki kewenangan untuk mengintervensi.

“Harga dan distribusi sepenuhnya bergantung pada transaksi antara petani dan pedagang. Kami hanya berkonsentrasi pada peningkatan produksi,” tutupnya.

Lonjakan produksi dan harga tembakau ini memberikan angin segar bagi petani Tulungagung, yang berharap hasil panen kali ini mampu menopang ekonomi keluarga mereka di tengah berbagai tantangan sektor pertanian.(dn)

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow