Jadi Primadona di Kelasnya, Pengembangan Bibit Nanas Pasir Kelud Makin Digencarkan
Kediri, (afederasi.com) - Memiliki rasa buah yang segar dominan manis dan sedikit asam menjadi ciri khas dari buah nanas pasir kelud atau biasa disebut dengan PK-1.
Buah dengan mahkota berduri ini memang tumbuh subur di daerah lereng Gunung Kelud Kabupaten Kediri. Tak ayal, mayoritas warga disana menjadikan komoditas nanas sebagai mata pencaharian utama setiap harinya.
Jenis PK-1 ini memang tergolong baru di kalangan pecinta buah nanas. Sosok dibalik terciptanya bibit buah lokal itu datang dari Ahmad Basuki, warga Dusun Puhrejo Desa Ngancar Kabupaten Kediri.
Bergelut dibidang pembenihan hingga memiliki sertifikat penyilangan bibit membuat Basuki tergerak untuk menemukan varietas anyar dari buah nanas.
"Karena disini (Ngancar - red) paling banyak komoditasnya nanas, jadi saya coba silangkan. Hasilnya jadi PK-1, sekitar tahun 2015," katanya, Senin (29/5/2023).
Sebelum adanya nanas PK-1, di daerah Ngancar juga tersebar nanas varietas lokal lain, seperti madu kelud, queen dan simplex. Ciri khas dari nanas PK-1 ini juga lebih banyak. Warna kuning mencolok dari dalam, manis merata dengan ukuran standar 1,5 - 2 kg berbentuk oval sempurna serta lebih tahan tidak gampang busuk.
"Kalau Madu Kelud itu 5-6 kg terlalu besar untuk di pasaran. Untuk sekarang nanas PK jadi primadonanya," bebernya.
Basuki mengutarakan sekitar tahun 2012 ia telah mulai pengembangan bibit nanas dan pada tahun 2015 nanas jenis PK - 1 baru ditemukan. Meski begitu, Basuki baru mengenalkan kepada khalayak umum sekitar tahun 2021. Sekaligus membuat pengembangan melalui klaster bibit nanas dengan 8 kelompok binaan yang tersebar di beberapa desa di Kecamatan Ngancar.
"Nama PK-1 juga sudah dipatenkan pada tahun 2018," paparnya.
Berkat usahanya itu, kelompok petani bibit miliknya langsung dilirik oleh dinas Pertanian dan Perkebunan setempat. Dukungan seperti pengembangan dan perluasan nanas di seluruh wilayah Kediri terus digalakkan. Hal itu berdampak pada banyaknya pesanan bibit nanas PK-1 pada kelompoknya.
"Pesanan bibit pada 2021 sekitar 45 ribu, tahun 2022 ada 40 ribu dan 2023 ini ada 20 ribu. Harga per bibit Rp 3500 ribu lebih mahal dari bibit nanas lainnya," ungkapnya.
Sementara itu, pada tahun 2022 program KUR Tani dari Bank BRI untuk pengembangan bibit sekitar Rp 25 juta cair. Basukipun menggunakan dana tersebut untuk menambah green house di belakang rumahnya.
"Sekarang green house total ada 4 unit dan bisa menampung 30 ribu bibit," ungkapnya.
Adapun harga nanas PK-1 di pasaran beragam sesuai dengan kualitas buah. Basuki merinci harga di pasar per kilogram dengan grade A seharga Rp 10 ribu, sementara untuk grade B adalah Rp 8,5 ribu. Untuk pemasaran buah sementara saat ini masih untuk kebutuhan di kawasan pasar wisata.
"Tapi kalau pemesanan bibit sudah sampai di Jawa Tengah, Jawa Barat, Malang, Surabaya dan untuk promosi kami juga sudah rutin upload di channel youtube kelompok bibit tani PK-1 Ngancar," ungkapnya. (sya/dn)
What's Your Reaction?


