Kasus HIV-AIDS Gresik Naik, Pemkab Latih Ormas Perempuan Peduli AIDS
Peserta pelatihan kali ini diikuti 40 orang yang berasal dari perwakilan seluruh organisasi wanita di Kabupaten Gresik, duta HIV/AIDS Gresik, perwakilan beberapa sekolah negeri.

Gresik, (agederasi.com) - Wujudkan Gresik bebas HIV-AIDS, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Gresik, Jawa Timur melalui Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) mengadakan pelatihan Warga Peduli HIV/AIDS (WPA), di Kantor Bupati Gresik, Rabu (26/07/2023).
Peserta pelatihan kali ini diikuti 40 orang yang berasal dari perwakilan seluruh organisasi wanita di Kabupaten Gresik, duta HIV/AIDS Gresik, perwakilan beberapa sekolah negeri.
Sedang untuk pemateri dr. Much. Fakhrudin Fakhry, spesialis penyakit dalam RS Ibnu Sina, Nur Faridah dari Dinas Sosial dan Musyayadah dari Dinas Kesehatan.
Wakil Bupati Gresik Aminatun Habibah mengatakan Gerakan ini beberapa waktu lalu sudah disosialisasikan KPA kepada para perempuan di Gresik. Dalam pelatihan ini dikuti peserta perempuan karena perempuan dirasa lebih peka terhadap isu seperti ini.
"Kasus HIV/AIDS di Gresik cenderung meningkat. Pada 2021 lalu, angka Orang Dalam HIV/AIDS (ODHA) berjumlah 65 kasus. Jumlah ini meningkat sekitar 3x lipat di 2022 menjadi 179 kasus," ujar Bu Min sapaan akrab Wabup Gresik.
Sedangkan di triwulan 1 2023, tambah Bu Min, jumlah kasus baru sudah mencapai 56, hal ini menunjukkan penularan yang tinggi. Sekitar 49% nya berasal dari laki-laki sex laki-laki (LSL/homosex). Lainnya, ada anak anak, remaja, ibu rumah tangga, dan warga binaan pemasyarakatan (narapidana).
"Oleh karena itu, ini menjadi perhatian kita semua. Meskipun peningkatannya tidak sebanyak nasional yang mencapai sekitar 5.100 kasus per 6 mei 2023 kemarin, tapi kita tidak bisa lengah dan berdiam diri saja," terang Bu Min.
Lebih lanjut dikatakan Bu Min, problematik HIV/AIDS bukan hanya sebatas bidang kesehatan saja. Tetapi bisa mempunyai dampak di bidang politik, ekonomi, sosial, etnis, agama dan hukum. Bahkan berimplikasi secara nyata, cepat atau lambat dapat menyentuh semua aspek kehidupan manusia.
Bu Min berharap agar setelah pelatihan ini dapat menjadi embrio para peserta dalam bersikap kepada ODHA. Diantaranya memberikan penguatan mental, tidak mendiskriminasi ODHA, melatih keterampilan/life skill kepada ODHA.
Selain itu juga dapat mengedukasi masyarakat/meluruskaan persepsi yang salah tentang ODHA, ikut mendorong masyarakat ibu hamil untuk screening tes HIV/AIDS dan lainnya.
"Saya harapkan, pelatihan ini memberikan pengetahuan, kepada para ibu-ibu sehingga bisa memberikan arahan kepada warga di sekitarnya dalam mencegah HIV/AIDS dan bersikap kepada ODHA. Terlebih dapat mengeliminir orang-orang dengan keinginan seksual menyimpang, menjadi ke arah yang benar." tuturnya.
Semua upaya tersebut dilakukan untuk mewujudkan target Gresik three zero yakni zero infeksi baru, zero kematian terkait AIDS, serta zero stigma dan diskriminasi. (frd)
What's Your Reaction?






