Kasus DBD di Tulungagung Melonjak Drastis Sepanjang 2024, Korban Meninggal Meningkat Lima Kali Lipat

07 Jan 2025 - 17:59
Kasus DBD di Tulungagung Melonjak Drastis Sepanjang 2024, Korban Meninggal Meningkat Lima Kali Lipat
Proses pemberantasan sarang nyamuk dengan fooging, (ist)

Tulungagung, (afederasi.com) Kabupaten Tulungagung menghadapi lonjakan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) yang mengkhawatirkan sepanjang tahun 2024. Berdasarkan data Dinas Kesehatan (Dinkes), kasus DBD meningkat drastis mencapai 1.433 kasus, jauh lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya mencatat 206 kasus. Tak hanya itu, jumlah korban meninggal akibat Dengue Shock Syndrome (DSS) pun melonjak dari 3 orang pada 2023 menjadi 15 orang pada 2024.

Kepala Bidang Pencegahan dan Penganggulangan Penyakit (P2P) Dinkes Tulungagung, Desi Lusiana Wardani, menjelaskan bahwa lonjakan ini sudah terdeteksi sejak Maret 2024. “Kasus DBD dan DSS pada 2024 menunjukkan peningkatan signifikan dibandingkan 2023, terutama di awal hingga pertengahan tahun,” jelas Desi, Selasa (7/1/2025).

Lonjakan kasus terbesar terjadi pada Maret dan April 2024, masing-masing dengan 222 dan 292 kasus, mengakibatkan total 7 korban meninggal dalam dua bulan tersebut. Meskipun kasus sempat menurun pada periode Mei hingga September, peningkatan kembali terjadi pada Oktober hingga Desember dengan tambahan 135 kasus dan 2 korban jiwa.

“Di bulan Mei, meski ada 275 kasus dengan 1 korban jiwa, tren mulai menurun hingga September. Namun, kasus kembali naik pada Oktober hingga Desember,” ungkap Desi.

Desi memperingatkan bahwa tren peningkatan kasus DBD kemungkinan berlanjut pada 2025, terutama karena musim hujan diperkirakan berlangsung hingga Februari. Selain itu, siklus lima tahunan yang kerap memicu outbreak DBD juga menjadi perhatian serius.

“Kami memprediksi kasus DBD tahun ini masih akan tinggi. Oleh karena itu, masyarakat harus meningkatkan kewaspadaan, terutama dalam menjaga kebersihan lingkungan dan memberantas sarang nyamuk (PSN),” tambahnya.

Dinkes Tulungagung mengimbau masyarakat untuk menerapkan pola hidup bersih dan sehat (PHBS) guna menekan penyebaran DBD. Selain PSN, langkah pencegahan lain seperti menguras, menutup, dan mendaur ulang barang bekas yang dapat menampung air menjadi kunci utama memutus siklus nyamuk Aedes aegypti, penyebab DBD.

Lonjakan kasus ini menjadi peringatan bagi masyarakat dan pemerintah untuk lebih serius menangani ancaman DBD, agar dampak yang lebih besar dapat dicegah. (riz/dn)

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow