Hilang di Tengah Laut, SMK Perikanan dan Kelautan Didesak Bertanggung Jawab
 
                                    Jember, (afederasi.com) — Seorang siswa SMK Perikanan dan Kelautan Puger, Kabupaten Jember, dilaporkan hilang saat mengikuti program Praktik Kerja Lapangan (PKL) di perairan Masalembu. Insiden ini terjadi pada Sabtu dini hari, 18 Mei 2025, namun baru ramai diperbincangkan setelah pihak sekolah mendatangi keluarga korban tanpa membawa penjelasan yang memadai.
Pihak sekolah SMK Perikanan dan Kelautan Puger hanya menyampaikan bahwa siswa bernama BS, 20 tahun, asal Desa Langkap, Kecamatan Bangsalsari, tidak lagi berada di kapal sejak pukul 03.00 WIB. Ketika kru hendak melempar jaring, BS tidak terlihat di atas dek, dan sejak itu jejaknya menghilang di antara gelombang.
Lebih dari sepuluh hari berlalu, namun hingga kini pihak SMK Perikanan belum melaporkan peristiwa tersebut secara resmi kepada Cabang Dinas (Cabdin) Pendidikan Wilayah Jember. Hal ini memicu pertanyaan serius mengenai tanggung jawab dan prosedur keselamatan yang diterapkan oleh sekolah dalam kegiatan PKL di laut lepas.
Kepala Cabdin Wilayah Jember, Sugeng Trianto, menegaskan belum menerima satu pun laporan tertulis dari SMK Perikanan dan Kelautan Puger mengenai hilangnya siswa tersebut. "Ini adalah bentuk kelalaian yang tidak bisa ditoleransi. Keselamatan peserta didik seharusnya menjadi prioritas utama,” ujarnya saat dihubungi kemarin.
Keluarga korban merasa kecewa atas sikap pasif pihak sekolah. Ketika mencoba mencari informasi di kampus SMK Perikanan, mereka justru merasa dipingpong dari satu pihak ke pihak lain. “Kami tidak diberi kepastian. Kepala sekolah tidak bisa ditemui, informasi tidak jelas. Anak kami hilang, tapi kami seperti diabaikan,” kata ayah BS dengan nada getir.
Hilangnya siswa SMK Perikanan ini menyoroti lemahnya sistem pengawasan kegiatan luar sekolah. Banyak pihak menilai, kasus ini mencerminkan absennya protokol darurat yang seharusnya dimiliki sekolah, terutama yang menjalankan program praktik di wilayah berisiko tinggi seperti perairan laut dalam.
Cabdin Wilayah Jember mendesak pihak SMK Perikanan dan Kelautan Puger untuk segera membuat laporan resmi dan berkoordinasi dengan aparat terkait, termasuk kepolisian dan Basarnas. Upaya pencarian harus dilakukan segera sebelum harapan benar-benar menghilang bersama waktu.
Kepala sekolah SMK Perikanan dan Kelautan Puger, Kunjoro Basuki, saat dikonfirmasi melalui pesan WhatsApp pada Kamis (22/5/2025), hanya menjawab singkat. “Ngjeih...ngapunten...masih koordinasi niki… ngjeih (mohon maafm ini masih koordinasi-red),” tulisnya. Namun tidak dijelaskan lebih lanjut apa bentuk koordinasi yang sedang dilakukan, dan sejauh mana tindakan sekolah dalam menangani krisis ini. (gung)
What's Your Reaction?
 
                    
                
 
                    
                
 
                    
                
 
                    
                
 
                    
                
 
                    
                
 
                    
                
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

 
                                                                                                                                             
                                                                                                                                             
                                                                                                                                             
                                             
                                             
                                             
                                             
                                            

 
                                             
                                             
                                             
                                             
                                            