Dinkes Lamongan Kebut Pemeriksaan Kesehatan 2.500 CJH

13 Nov 2025 - 17:26
Dinkes Lamongan Kebut Pemeriksaan Kesehatan 2.500 CJH
Petugas Kesehatan Puskesmas Deket Lamongan Lakukan Pemeriksaan Keesehatan pada CJH. (Iyan Farikh/afederasi.com)

Lamongan, (afederasi.com) – Dinas Kesehatan Lamongan terus melaksanakan pemeriksaan kesehatan bagi calon jemaah haji tahun ini, dengan target keberangkatan mencapai 2.500 orang. Proses ini dilakukan secara bertahap, dimulai dari tahap pertama hingga ketiga, dengan fokus pada pemeriksaan menyeluruh untuk memastikan kelayakan kesehatan para jemaah, terutama lansia.

Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Lamongan, dr. Yany Khoirurakhmawati, menjelaskan bahwa target tahun ini adalah 90 persen dari estimasi 2.300 orang, namun angka keberangkatan ditetapkan mencapai 2.500 orang. "Tahun ini kami diberi masih angka 90% dari estimasi itu 2.300 orang. Target yang berangkat tahun ini Lamongan 2.500 sekian orang," ujarnya.

Pemeriksaan masih berlangsung untuk tahap pertama dan kedua, dengan tahap kedua menargetkan penyelesaian 2.000 orang. "Pemeriksaan haji masih tetap, masih berlangsung untuk tahap pertama dan tahap kedua. Tahap kedua ini, insyaallah kami menyelesaikan 2.000 orang, jadi per hari ini sudah 1.700 orang. Kalau sisanya kapan? Sisanya minggu ini insyaallah selesai untuk 2.000," katanya.

Tahap ketiga akan dimulai pada 1 Desember 2025, dilaksanakan di seluruh Puskesmas Lamongan sesuai domisili jemaah. Pemeriksaan dilakukan secara komprehensif, dari rambut hingga kaki, mencakup aspek mental, fisik, dan kejiwaan. "Jadi pemeriksaannya itu kalau istilah kedokterannya adalah dari dari rambut sampai kaki. Jadi kami memeriksa secara keseluruhan, baik mental, fisik, dan kejiwaannya. Jadi benar-benar kita periksa karena ada beberapa penyakit yang tidak boleh berangkat haji," jelasnya.

Untuk calon jemaah lansia, pemeriksaan medis sama secara keseluruhan, namun ada perhatian khusus pada kondisi demensia atau pikun. "Kalau haji lansia sendiri pemeriksaannya berbeda atau bagaimana? Pemeriksaannya sama secara medis, secara keseluruhan sama, mungkin yang menjadi perhatian kali ini yang lebih diperhatikan adalah apakah lansia itu nanti ada punya penyakit demensia atau tidak, karena peraturannya dari dulu memang demensia tidak boleh berangkat, atau pikun," tambahnya.

Sementara itu, Kepala Tata Usaha Puskesmas Deket Lamongan, Muhammad Nukun, mengatakan pemeriksaan hari ini mencakup beberapa tahapan. "Pemeriksaan hari ini, Insya Allah, secara keseluruhan dilakukan untuk calon jemaah haji ini. Yang pertama, mulai dari pemeriksaan fisik. Setelah dilakukan pemeriksaan fisik, akan dilakukan pemeriksaan laboratorium jadi pemeriksaan darah. Setelah itu dilakukan dengan pemeriksaan EKG, dan juga pemeriksaan ronsen dan yang tidak kalah menariknya, yaitu dilakukan pemeriksaan jiwa," ungkapnya.

Ia menjelaskan bahwa calon jemaah haji rata-rata berusia lanjut, sehingga menjadi prioritas pemerintah. "Untuk calon jemaah haji ini rata-rata usia lanjut. Jadi, mungkin ini sebagai prioritas dari pemerintah juga," kata Muhammad Nukun.

Hingga hari ini, sekitar 80 orang masih dalam proses pemeriksaan, dan belum ada temuan fatal yang membatalkan keberangkatan. "Untuk hari ini masih dalam proses, yakni sekitar 80-an," ujarnya.

Jika ditemukan kondisi calon jamaah haji yang memerlukan tindakan lanjut, proses rujukan akan dilakukan terlebih dahulu, bukan pembatalan langsung. "Kalau istilahnya dari pemeriksaan tersebut yang membutuhkan pemeriksaan lanjut, kita akan melakukan rujukan. Jadi, kita melakukan rujukan dulu. Tidak kita bisa membatalkan gitu," jelas Muhammad Nukun.

Sedangkan untuk penyakit yang tidak diperbolehkan untuk berangkat haji meliputi kanker stadium lanjut dan TBC, karena dapat membahayakan penderita sendiri atau dapat menular. "Kalau di dalam aturan yang sudah baku, kemungkinan ada beberapa penyakit yang tidak diperbolehkan. contohnya kanker yang stadium lanjut, TBC. Nah, itu di antaranya," pungkasnya.(yan)

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow