Dari Panggung ke Program: Pesta Rakyat Blitar Dirayakan dengan Inovasi
Blitar, (afederasi.com) – Di tengah gegap gempita Pesta Rakyat peringatan Hari Jadi Kota Blitar ke-119, Wali Kota Syauqul Muhibbin tak sekadar merayakan usia kota. Sabtu malam, (26/4/2025), ribuan warga memadati Alun-Alun Blitar, bukan hanya untuk berpesta, tapi juga menyaksikan peluncuran program-program strategis yang ditujukan bagi generasi muda.
Nuansa budaya lokal membungkus Pesta Rakyat yang dimulai sejak sore hari itu. Warga dari berbagai penjuru kota berkumpul dengan penuh antusiasme, seolah membuktikan bahwa Blitar bukan sekadar kota sejarah, tapi juga ruang hidup yang dinamis dan penuh harapan.
Sejumlah tokoh nasional hadir dalam Pesta Rakyat tersebut. Di antara mereka: Boediono, mantan Wakil Presiden RI, serta politisi Romy Sukarno dan mantan Wali Kota Samanhudi Anwar. Kepala daerah dari wilayah sekitar turut datang, menjadikan malam itu lebih dari seremoni—melainkan panggung solidaritas antarwilayah.
Dalam pidatonya, Wali Kota Syauqul Muhibbin menegaskan bahwa Pesta Rakyat bukan sekadar perayaan tahunan, melainkan cermin dari semangat gotong royong warga Blitar. Ia menyebut malam itu sebagai “malam penghormatan” kepada semua elemen kota—dari rakyat kecil hingga tokoh elite—yang telah berkontribusi menjaga nilai dan identitas Blitar.
Di tengah Pesta Rakyat, dua program unggulan resmi diluncurkan: Salam SAE dan Kencan SAE. Keduanya menjanjikan transformasi pelayanan publik dan pemberdayaan sosial. Terutama Kencan SAE, program yang menyasar pasangan muda yang hendak menikah, dengan bantuan mulai dari administrasi hingga penyediaan mobil pengantin.
Menurut Wali Kota, peluncuran Kencan SAE di tengah Pesta Rakyat adalah simbol komitmen pemerintah untuk hadir dalam momen-momen krusial warga. “Kami ingin pemerintah tidak hanya hadir di kantor, tetapi juga dalam kehidupan nyata masyarakat,” katanya.
Ia menambahkan, banyak pasangan muda menunda pernikahan karena terbentur biaya dan birokrasi. Maka, Pesta Rakyat ini menjadi panggung untuk memperkenalkan pendekatan baru: negara sebagai pendamping, bukan sekadar regulator dalam kehidupan warganya.
Di sela-sela Pesta Rakyat, program Salam SAE juga diperkenalkan sebagai sistem layanan digital terpadu. Melalui platform ini, Pemkot Blitar berharap mampu menghapus hambatan birokrasi konvensional. Layanan kependudukan, perizinan, hingga bantuan sosial diintegrasikan agar bisa diakses lebih cepat dan transparan.
Wali Kota menegaskan bahwa Pesta Rakyat seperti ini akan menjadi tradisi yang tidak hanya menghadirkan hiburan, tetapi juga momen peluncuran inovasi kebijakan. “Kita butuh cara baru dalam merayakan ulang tahun kota: dengan merancang masa depan, bukan sekadar mengenang masa lalu,” ujarnya.
Sebagai bentuk penghormatan dalam Pesta Rakyat, cinderamata diberikan kepada tokoh-tokoh yang telah berjasa bagi Kota Blitar. Ini bukan sekadar formalitas, tapi cara pemerintah menunjukkan bahwa kontribusi masa lalu tetap relevan dalam pembangunan masa kini.
Pesta Rakyat tahun ini ditutup dengan meriah oleh penampilan Suliyana, yang berhasil menggiring ribuan orang untuk bernyanyi dan berjoget bersama. Langit Blitar pun dihiasi kembang api sebagai penanda bahwa semangat kota ini belum padam—melainkan menyala menuju babak baru pembangunan yang inklusif dan inovatif.
What's Your Reaction?


