Budidaya Melon Greenhouse Terbesar Kedua di Jatim, Bupati Gresik Siap Kembangkan di Program KDMP Indonesia

13 Aug 2025 - 19:04
Budidaya Melon Greenhouse Terbesar Kedua di Jatim, Bupati Gresik Siap Kembangkan di Program KDMP Indonesia
Bupati Gresik Fandi Akhmad Yani dan dr asluchul Alif, saat petik buah melon greenhouse dan memborong hasil panen melon milik Chomsin salah satu warga desa tebaloan Duduksampean Gresik, yang sukses menggeluti bisnis budidaya Melon Greenhouse. (Miftahul Arif/afederasi.com)
Budidaya Melon Greenhouse Terbesar Kedua di Jatim, Bupati Gresik Siap Kembangkan di Program KDMP Indonesia

Gresik, (afederasi.com) - Bupati Gresik Fandi Akhmad Yani menargetkan Kecamatan Duduksampeyan menjadi daerah sentra penghasil melon greenhouse dengan media tanam kokopit atau polibek.

Hal itu diungkapkan Bupati saat mengikuti panen raya melon milik Chomsin, warga Desa Palebon, Kecamatan Duduksampeyan.

Menurutnya, keberhasilan petani seperti Chomsin membuktikan Gresik memiliki potensi besar untuk menjadi sentra melon greenhouse di Jawa Timur.

“Modal awalnya Rp600 juta, kini omzet kotor mencapai Rp5,5 miliar. Ini bisa menjadi motivasi sekaligus model bisnis bagi program Koperasi Desa Merah Putih,” kata Bupati Yani, Rabu (13/8/2025).

Data Dinas Pertanian Gresik menunjukkan saat ini ada 30 titik sentra greenhouse melon tersebar di Duduksampeyan. Gresik bahkan menempati posisi kedua terbanyak greenhouse melon di Jatim.

"Kami berencana mengembangkan model bisnis ini melalui pendampingan universitas dan penyiapan proposal bisnis (probis) agar petani tidak gagal di tengah jalan, karena budidaya melon greenhouse ini modalnya besar" ujar Gus Yani.

Sementara itu, Chomsin mantan petani tambak yang kini banting setir beralih menjadi petani buah melon mengatakan, dirinya bangga pasalnya melon greenhouse miliknya langsung dikunjungi Bupati dan Wabup Gresik.

Chomsin tak hanya senang karena hasil panen melon greenhouse diborong Bupati Gresik. Namun, dirinya sangat bangga pasalnya, Bupati Gresik termotivasi dengan keberadaan budidaya melon greenhouse milik Chomsin yang akan menjadikan kecamatan Duduksampean menjadi sentra penghasil melon di Kabupaten Gresik.

Chomsin menceritakan perjalanaan dirinya memutuskan budidaya melon greenhouse, pasalnya hasilnya menggiurkan.

Chomsin menuturkan awalnya petani tambak, namun kondisi yang kerap merugi, membuatnya banting setir dengan budidaya melon. Kini omzetnya miliaran rupiah.

Sejak 2024, ia menggarap bisnis budidaya melon unggulan di lahan bekas tambaknya. Dengan modal awal Rp600 juta, ia membangun dua unit greenhouse.

Perjalanan tak selalu mulus. Panen perdana sempat gagal, namun ia terus mencoba. Pada penanaman kedua, Chomsin menggunakan media tanam kokopit dengan sistem tiga baris. "Hasilnya memuaskan," ujarnya.

Keuntungan dari panen yang kedua lalu ia investasikan hingga kini memiliki 17 unit greenhouse dengan 10 varietas unggulan, seperti Intanon, The Blues, Kirani, Merlin, New Senturi, Sweetnep, Diva, Promek, dan Fuji Sawa.

“Sekarang ada 34 ribu tanaman di 17 greenhouse. Sekali panen bisa mencapai Rp1,2 miliar. Saya optimis dalam dua setengah tahun modal sudah kembali,” terangnya.

Harga jual melon Intanon di tingkat petani berkisar Rp16–18 ribu per kilogram, sementara di pasar modern bisa mencapai Rp25 ribu per kilogram. Pasarnya pun sudah jelas, dengan pembeli dari Tangerang, Sidoarjo, Bali, hingga Situbondo. (Mif)

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow