Analisis Yusril PBB Soal Nasib Jokowi di Penghujung Masa Jabatan Presiden

Presiden Joko Widodo (Jokowi) tengah menjadi sorotan dalam diskusi politik, dengan Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB), Yusril Ihza Mahendra, memberikan pandangannya terhadap nasib Jokowi di akhir masa jabatannya.

13 Sep 2023 - 09:12
Analisis Yusril PBB Soal Nasib Jokowi di Penghujung Masa Jabatan Presiden
Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB), Yusril Ihza Mahendra (Suara.com/Bagaskara)

Jakarta, (afederasi.com) - Presiden Joko Widodo (Jokowi) tengah menjadi sorotan dalam diskusi politik, dengan Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB), Yusril Ihza Mahendra, memberikan pandangannya terhadap nasib Jokowi di akhir masa jabatannya. Dalam wawancara dengan Akbar Faisal, Yusril mengangkat isu pertanggungjawaban presiden dan peran partai politik dalam proses ini.

Yusril menjelaskan bahwa Jokowi beruntung karena tidak lagi dihadapkan pada pertanggungjawaban presiden kepada Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR), sebuah kewajiban yang pernah diemban oleh presiden ketiga, BJ Habibie. Seperti yang dikatakannya, "Beruntungnya Pak Jokowi itu karena tidak ada lagi pertanggungjawaban presiden kepada MPR."

Selain itu, Yusril juga membahas pertanggungjawaban kepada partai politik. Menurutnya, pertanggungjawaban kepada partai seharusnya tidak bersifat formal, kecuali jika Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), partai yang didukung oleh Jokowi, memiliki konflik atau sengaja mencari masalah dengan presiden di akhir masa jabatannya.

Namun, yang menjadi perhatian utama adalah bagaimana Jokowi akan menyelesaikan masa jabatannya dengan baik. Yusril menekankan pentingnya akhir masa jabatan yang berkesan positif, serta tugas presiden baru untuk meyakinkan rakyat bahwa setiap presiden pasti memiliki kekurangan dan kesalahan.

"Tapi yang memang harus dipikirkan beliau sebenarnya adalah bagaimana akhir jabatannya itu khusnul khotimah," kata Yusril.

"Dan kemudian sesudah tidak menjabat lagi bagaimana tugas dari presiden yang baru untuk meyakinkan kepada rakyatnya yang namanya presiden itu kan ada kekurangan ada kesalahannya juga," lanjutnya.

Yusril juga menyoroti pentingnya Jokowi meminimalisir potensi tuntutan hukum dan perpecahan di masa depan, seperti yang terjadi pada presiden kedua Indonesia, Soeharto. Dia menegaskan bahwa Jokowi harus memastikan presiden selanjutnya memiliki jiwa yang besar dan tidak mempermasalahkan kebijakan-kebijakan yang telah diambil oleh presiden sebelumnya.

"Bagaimana caranya memaintain situasi supaya tidak muncul tuntutan-tuntutan yang begitu banyak seperti Pak Harto dulu kan," ujarnya.

"Jadi untuk Pak Jokowi ini sebenarnya bagaimana presiden yang akan datang itu harus berjiwa besar tidak lagi mempersoalkan detail apa yang dilakukan presiden sebelumnya," pungkasnya.

Dengan berakhirnya masa jabatan Jokowi yang tinggal beberapa tahun lagi, perhatian terhadap bagaimana dia menyelesaikan masa jabatannya dan mewariskan amanah kepada presiden berikutnya menjadi isu yang semakin mendalam dalam politik Indonesia. (mg-1/jae)

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow