2.200 Anak di Kediri Dapat bantuan GNOTA

25 Nov 2022 - 19:00
2.200 Anak di Kediri Dapat bantuan GNOTA
Plt Kepala Dinas Pendidikan, Mokhamat Muhsin saat penyerahan bantuan di STIKES Pamenang Pare, Kamis (24/11/2022) kemarin. (foto : Pemkab Kediri).

Kediri, (afederasi.com) - Pemerintah Kabupaten Kediri memberikan bantuan sosial pendidikan melalui Gerakan Nasional Orang Tua Asuh (GNOTA) tahap kedua kepada 2.200 pelajar dan mahasiswa di Kabupaten Kediri.

Adapun rinciannya, yakni tingkat SMP/MTS sebanyak 1.121 anak, tingkat SMA/SMK/MA sebanyak 1.039 anak dan 40 tingkat mahasiswa.

"Total anggaran yang dikucurkan pada tahap ini sebanyak Rp 3.239.500.000 dengan jumlah penerima 2.200 anak dari keluarga tidak mampu," kata Plt Kepala Dinas Pendidikan, Mokhamat Muhsin usai penyerahan bantuan di STIKES Pamenang Pare, Kamis (24/11/2022) kemarin.

Menurut Muhsin, dengan adanya bantuan ini, anak di Kabupaten Kediri yang tidak sekolah, terlebih karena alasan biaya bisa terbantu. Untuk itu, pada tahun 2022 Pemerintah Kabupaten Kediri mengalokasikan anggaran bantuan sosial pendidikan sebesar Rp22,5 miliar.

Dari anggaran yang dialokasikan itu, penyaluran bantuan GNOTA tahap pertama telah dilakukan pada September 2022 dengan penerima 241 orang mahasiswa. Khusus untuk mahasiswa yang bersekolah di STIKES Pamenang diakui Muhsin kuota penerima akan ditambah.

"Adik-adik setelah lulus nanti dan pulang ke kampung masing-masing diharapkan dapat ikut serta membangun Kabupaten Kediri di bidang kesehatan," ungkapnya.

Setelah penyaluran bantuan sosial pendidikan tahap kedua rampung, nantinya bakal dilanjutkan penyaluran bantuan tahap ketiga. Adapun bagi pelajar yang telah mendaftar pengajuan bantuan pendidikan di sekretariat GNOTA, diminta untuk bersabar menunggu proses verifikasi akhir.

"Paling lambat pekan pertama atau kedua Desember semua bantuan pendidikan diharapkan telah tersalurkan semua," ucapnya.

Muhsin berpesan kepada pelajar penerima bantuan pendidikan untuk tetap semangat dalam belajar. Hal itu mengingat pendidikan menjadi faktor penting yang akan mempengaruhi masa depan anak.

"Pendidikan menjadi faktor penting bagi masa depan, alasan biaya jangan menjadi faktor penyebab putus sekolah, dan kita akan terus pantau," tandasnya. 

Sementara itu, Alfian Putra Adiguna (12) pelajar kelas 1 SMP Negeri 1 Badas mengaku dirinya telah mendapatkan bantuan pendidikan sejak kelas 6. Bantuan yang diterima sangat membantu dalam pendidikannya.

"Bantuan untuk bayar sekolah, kalau sisa untuk beli tas, sepatu dan kebutuhan sekolah lain," akunya.(sya/dn) 

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow