17 Anak Tewas dalam Insiden Kanjuruhan Malang

02 Oct 2022 - 20:35
17 Anak Tewas dalam Insiden Kanjuruhan Malang
Sekelompok orang menggendong seorang pria usai pertandingan sepak bola antara Arema FC dan Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur. . (ist)

Malang, (afederasi.com) – Sebanyak 17 anak dinyatakan tewas dalam insiden di Stadion Kanjuruhan Malang, pasca laga Arema FC melawan Persebaya Surabaya. Hal ini tentu menyisakan duka bagi seluruh masyarakat Indonesia.

Deputi Bidang Perlindungan Khusus Anak Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Nahar mengatakan, saat ini Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak pun berupaya menjangkau anak-anak yang menjadi korban dalam tragedi Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur.

"Iya, ini bersama Dinas PPPA Provinsi dan Kota Malang sedang melacak data anak-anak yang menjadi korban," katanya.

Hingga Minggu siang, kerusuhan di Stadion Kanjuruhan itu telah menyebabkan korban tewas mencapai 130 orang.

Menurut Nahar, hingga saat ini sedikitnya ada 17 anak yang meninggal dan tujuh anak mengalami luka-luka.

"Data yang masuk, 17 anak meninggal dan tujuh dirawat, tapi kemungkinan bisa bertambah,"terangnya.

Anak-anak yang menjadi korban dalam tragedi ini kebanyakan berusia antara 12 tahun hingga 17 tahun. Pihaknya masih terus memastikan jumlah anak yang meninggal serta korban luka-luka yang memerlukan perawatan fisik dan psikis lanjutan.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Malang, Wijayanto Wijoyo menuturkan sekitar 20 korban dalam kondisi kritis usai tragedi di Stadion Kanjuruhan, Malang. Sementara untuk korban meninggal bertambah menjadi 130 orang.

"Meninggal dunia ada 130 orang, bertambah satu orang. Kondisi kritis tidak terlalu banyak, sekitar 20-an orang," ujarnya.

Ia menyatakan kebanyakan korban mengalami luka-luka hingga sesak napas.

"Luka-luka, ada luka memar, ada patah tulang, sesak napas yang agak banyak," lanjut Wijayanto.

Insiden di stadion Kanjuruhan Malang merupakan salah satu insiden yang paling merenggut korban. Berdasarkan data Save Our Soccer (SOS), sebelumnya total korban tewas dalam sejarah sepak bola Indonesia mencapai 78 orang, yang terjadi dalam periode 1995 hingga 2022.

Artinya, angka kematian dalam Tragedi Stadion Kanjuruhan bahkan jauh melebihi total korban tewas dalam sejarah sepak bola Indonesia sebelumnya. Selain itu, bukan hanya 130 orang tewas, 180 orang lainnya mengalami luka-luka akibat insiden mengerikan tersebut.

Tragedi di Stadion Kanjuruhan ini pun masuk kejadian paling mematikan dalam sejarah sepak bola dunia. Bahkan dengan angka 130 orang tewas itu, tragedi ini langsung berada di urutan kedua daftar kejadian paling mematikan dalam sejarah sepak bola dunia.

Seperti diberitakan, kericuhan terjadi usai pertandingan Arema FC vs Persebaya. Ribuan Aremania merangsek masuk ke area lapangan setelah Arema FC kalah dari Persebaya dengan skor 2-3. Kekalahan itu merupakan yang pertama bagi Arema FC sejak 23 tahun terakhir. (dn)

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow