“Z-Mie Gaess” Zakat Produktif Baznas Tulungagung: Membangun Kemandirian Ekonomi dan Semangat Berzakat
Dengan pendekatan ini, Baznas Tulungagung berharap dapat memberikan bantuan yang tidak hanya bersifat konsumtif, tetapi mampu menciptakan perubahan positif jangka panjang di tengah masyarakat.
Tulungagung, (afederasi.com) - Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Kabupaten Tulungagung, meluncurkan program zakat produktif, pelatihan wirausaha kuliner bernama “Z-Mie Gaess". Program ini, tidak hanya memberikan pengetahuan memasak mie, namun juga membuka peluang bagi peserta untuk mengembangkan keterampilan wirausaha kuliner mereka secara produktif.
Ema Kristanti: Sebuah Perjalanan Menuju Kemandirian Ekonomi
Sore itu, meski musim penghujan, cuaca terlihat cerah, saya berjalan di kawasan Pujasera PINKA, yang berada di kelurahan Tretek, Kabupaten Tulungagung, mencari warung penjual mie. Z-Mie Gaess namanya, sebuah warung yang di Kelola oleh Ema Kristanti, salah seorang penerima zakat produktif dari Baznas Tulungagung. Di Kawasan pusat jajanan terkenal di Tulungagung, yang dibelah Sungai Ngrowo ini, lokasi warung Ema strategis, mudah ditemukan.
Saya memesan satu porsi Z-Mie Gaess original. Dengan gesit, Ema memasak mie kering dalam panci berisi air panas. Begitu air panas menyentuh mie, aroma sedap mulai tercium hidung . Setelah matang, mie ditiriskan dan diletakkan dalam wadah yang sebelumnya sudah disiapkan bumbu-bumbu.Tidak lupa taburan bawang goreng yang renyah, dan pangsit isi gilingan daging ayam sebagai topping andalan. Tidak hanya itu, pelayanan ramah dari bu Ema ketika menyajikan Z-Mie Gaess menambah kenyamanan suasana menghabiskan semangkuk mie.
Jika sebelumnya, Ema hanya memasak mie untuk keluarga, kini ibu rumah tangga dengan satu anak ini, bisa berwirausaha secara mandiri dan bisa membantu mencukupi kebutuhan rumahtangga.
"Saya bersyukur bisa mengikuti pelatihan dari Baznas. Sekarang, saya bisa menjual Z-Mie Gaess hingga 40 porsi sehari saat akhir pekan," ujar Ema sambil tersenyum, Salasa ( 30/01/2024 ).
Program pelatihan wirausaha kuliner Z-Mie Gaess yang diadakan Baznas Tulungagung, tidak hanya memberinya pengetahuan kuliner cara meracik mie yang lezat, tetapi juga memberi bantuan berupa gerobak yang siap digunakan untuk berjualan.
Bantuan gerobak mie, di desain dengan menarik, fungsional, dan kekinian. Untuk menambah daya tarik visual, dan menarik perhatian pembeli, gerobak mie di cat dengan warna cerah, kombinasi kuning dan hijau, lengkap dengan logo dan brand bisnis Z-Mie Gaess.
Bahkan, desain gerobak sengaja dibuat dengan dua sisi terbuka, agar pelanggan dapat melihat proses memasak mie secara langsung. Serta area kerja yang efisien untuk menyiapkan bahan, memasak mie, dan penyajian. Termasuk tambahan rak atau tempat penyimpanan untuk bahan-bahan dan peralatan.
Dengan adanya bantuan gerobak yang menarik dan fungsional ini, Ema bisa lebih leluasa dalam berjualan di pinggir jalan depan rumahnya. “dengan adanya bantuan gerobak, sangat membantu dan memudahkan saya berjualan," tuturnya.
Inovasi Z-Mie Gaess : Variasi Menu dan Aneka Toping
Program pelatihan wirausaha kuliner Z-Mie Gaess, Baznas Tulungagung tidak hanya memberikan pelatihan cara memasak mie, namun juga mengajarkan peserta untuk menciptakan variasi menu dan mengkreasi mie dengan aneka topping. Ema Kristanti mengungkapkan bahwa dia telah mengembangkan tiga varian menu Z-Mie Gaess yang menjadi daya tarik bagi pelanggan.
"Ada Z-Mie Gaess original, Z-Mie Gaess aneka toping, dan Z-Mie Gaess plus minuman. Harganya sangat terjangkau, hanya 10 ribu rupiah per porsi. Pelanggan bisa memilih variasi menu yang diinginkan," jelas Ema sembari menunjukkan daftar menu mie berbagai toping, seperti kerupuk pangsit, bakso, dan sosis yang menambah kenikmatan mie tersebut.
Kesaksian Pengunjung tentang Kelezatan Z-Mie Gaess
Z-Mie Gaess, produk unggulan dari program zakat produktif Baznas Kabupaten Tulungagung, telah dipasarkan secara meluas, para pecinta kuliner mie, tidak hanya melihatnya sebagai mie biasa, tetapi sebuah produk kuliner yang membawa rasa baru.
Mahendra, seorang penggemar kuliner mie yang turut mencicipi Z-Mie Gaess, di lapak milik Ema Kristanti, dengan penuh semangat menceritakan pengalamannya saat mencicipi Z-Mie Gaess. "Rasanya luar biasa! Mie-nya kenyal, bumbunya pas, dan aroma benar-benar menggoda selera. Ini bukan sekadar mie, tetapi gabungan citarasa kuliner mie yang disajikan dalam satu piring," ujar Mahendra dengan mata berbinar.
Sebagai penggemar kuliner mie yang berpengalaman, Mahendra membandingkan Z-Mie Gaess dengan produk mie sejenis yang pernah ia cicipi. "Saya sering mencoba mie dari berbagai tempat, termasuk yang terkenal. Namun, rasanya Z-Mie Gaess unik. Teksturnya begitu pas, dan perpaduan bumbu membuatnya mampu bersaing dengan produk lain," kata Mahendra dengan penuh antusias.
Mengamati antusiasme masyarakat sekitar, Mahendra berbagi pandangan tentang bagaimana Z-Mie Gaess dapat membawa dampak positif. "Saya melihat banyak warga yang senang dan bangga dengan produk lokal ini. Harapannya tentu besar, bahwa Z-Mie Gaess dapat menjadi kebanggaan Tulungagung dan membuka peluang baru untuk usaha mikro di daerah ini," tutur Mahendra sambil menyantap Z-Mie Gaess.
Mahendra menekankan pentingnya mendukung produk lokal, terutama dari inisiatif yang dijalankan melalui zakat produktif. "Dengan membeli Z-Mie Gaess, kita tidak hanya menikmati makanan lezat, tetapi juga memberikan dukungan langsung pada usaha kecil di komunitas kita. Ini adalah langkah kecil namun berarti dalam mendorong kemandirian ekonomi lokal," tambah Mahendra.
Dalam kesan terakhirnya, Mahendra menyampaikan bahwa Z-Mie Gaess bukan hanya sekadar mie, melainkan sebuah harapan baru untuk pertumbuhan ekonomi lokal dan cita rasa yang mampu bersaing di dunia kuliner, khususnya di Kabupaten Tulungagung.
Online Presence: Mendukung Pemasaran Secara Digital
Selain memberikan pelatihan kuliner, Baznas Tulungagung juga mendorong para peserta untuk mengembangkan penjualan secara online.
Muhamad Fathul Manan, Kepala Unit Pelaksana Baznas Kabupaten Tulungagung, menjelaskan penjualan Z-Mie Gaess secara online, merupakan upaya untuk memperluas jangkauan pemasaran. "Kami menyadari bahwa tren penjualan online semakin berkembang. Oleh karena itu, kami memberikan dukungan dan pelatihan kepada peserta agar bisa memanfaatkan platform digital untuk meningkatkan penjualan mereka," ujar Manan.
Sementara Menurut Deny Yudiantoro, pakar pemasaran dan pelaku UMKM, yang juga Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, Universitas Islam Negeri Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung (UIN SATU), menjelaskan penggunaan media sosial menjadi kunci utama untuk membawa Z-Mie Gaess menjangkau pasar yang lebih luas.
Deny menilai, media sosial adalah wahana yang sangat efektif dalam memasarkan produk, terutama bagi pelaku UMKM seperti Z-Mie Gaess. "Media sosial mampu menjangkau pelanggan dengan lebih luas dan cepat. Ini adalah pintu gerbang untuk meraih pangsa pasar yang lebih besar," ungkap Deny.
Melalui media sosial seperti Instagram, Facebook, dan YouTube, para penjual Z-Mie Gaess , bisa memanfaatkan visual yang menarik dan cerita yang menggugah selera untuk menarik perhatian konsumen potensial.
Dalam setiap postingan dan konten yang dibagikan, Z-Mie Gaess tidak hanya menawarkan produknya, tetapi juga menciptakan identitas yang kuat, logo yang unik, warna yang memikat, dan cerita di balik setiap mangkuk Z-Mie Gaess menjadi bagian dari brand yang mendalam. “Di tengah persaingan yang ketat, Z-Mie Gaess bisa memanfaatkan media sosial sebagai sarana untuk bersaing dengan competitor,” jelas Deny.
Deny menyatakan, "Instagram, Facebook, atau YouTube bukan hanya platform promosi, tetapi juga senjata ampuh untuk memenangkan persaingan, terutama dengan mereka yang menjual produk serupa.
Dengan konten yang kreatif dan inovatif, sebagai brand, Z-Mie Gaess diharapkan bisa berhasil menarik perhatian tidak hanya pecinta kuliner lokal, tetapi juga mereka yang mencari pengalaman kuliner yang unik dan autentik. Penggunaan media sosial, selain sebagai ajang promosi, juga mempermudah komunikasi antara pembeli dan penjual, maupun penjual dengan calon pelanggan.
Interaksi yang aktif dan tanggap di media sosial menciptakan keterlibatan yang lebih dalam dengan konsumen. Penjual Z-Mie Gaess bisa menjadikan setiap komentar dan pertanyaan dalam akun medsosnya sebagai peluang untuk mempererat hubungan dengan pelanggan setianya.
Pemanfaatan media sosial oleh penjual Z-Mie Gaess bukan sekadar strategi pemasaran, tetapi sebuah kisah sukses usaha di era digital. Dengan merangkul potensi media sosial, Z-Mie Gaess bisa membuktikan bahwa lewat layar gadget, kelezatan dan keunikan kuliner lokal dapat memikat hati banyak orang.
Dalam berjualan, Ema Kristanti pun menceritakan pengalamannya dalam menjalankan penjualan online. "saya juga memanfaatkan media sosial untuk promosi. Kini, saya memiliki pelanggan tidak hanya dari sekitar rumah, tetapi juga menjangkau pelanggan lebih luas lagi," kata Ema dengan bangga.
Pesan Nikmat Berzakat: Keberkahan dalam Berbagi
Program pelatihan wirausaha kuliner " Z-Mie Gaess", tidak hanya menciptakan dampak positif secara ekonomi, tetapi juga mengusung semangat berbagi keberkahan.
Manan, yang selama ini, ditunjuk sebagai ujung tombak Pelaksana program zakat produktif Baznas Kabupaten Tulungagung, menekankan bahwa program ini merupakan bentuk implementasi dari zakat produktif yang tidak hanya memberi manfaat kepada mustahik, tetapi juga menciptakan kesejahteraan dalam masyarakat.
"Kami ingin menyampaikan pesan bahwa berzakat tidak hanya tentang memberi, tetapi juga tentang memberdayakan masyarakat. Keberkahan zakat terasa ketika muzaki merasa tentram dan mustahik merasakan kebahagiaan. Inilah yang ingin kami wujudkan melalui program ini," ungkap Manan dengan penuh keyakinan.
Proses Seleksi Mustahik: Memilih yang Berpotensi
Dalam menjalankan zakat produktif, Baznas Tulungagung melakukan seleksi dan identifikasi calon mustahik yang memiliki potensi untuk mengembangkan usaha produktif. Bantuan yang diberikan tidak hanya bersifat konsumtif, tetapi lebih fokus pada memberikan pelatihan, modal usaha, serta pendampingan untuk meningkatkan kapasitas dan kemandirian ekonomi mustahik.
Dalam perjalanan menuju pemberdayaan ekonomi Masyarakat, dengan program wirausaha kuliner Z-Mie Gaess, Baznas Kabupaten Tulungagung menggelar dua langkah penting, yakni proses seleksi mustahik dan bimbingan pelatihan. Upaya ini menjadi cermin komitmen Baznas dalam menjalankan program zakat produktif dengan tujuan memberikan dampak yang berkelanjutan.
Menurut Manan, proses seleksi mustahik menjadi tahapan awal yang sangat krusial. "Kami memiliki tim seleksi yang terdiri dari berbagai ahli, seperti ekonomi, tokoh masyarakat, dan perwakilan dari Baznas. Mereka bekerja sama untuk memastikan bahwa bantuan zakat yang diberikan tepat sasaran," ungkapnya.
Proses seleksi tidak hanya mengandalkan kondisi ekonomi semata. "Kami mempertimbangkan keberlanjutan usaha, kemampuan memanfaatkan bantuan secara optimal, serta komitmen untuk berkembang," tambahnya.
Dengan pendekatan ini, Baznas Tulungagung berharap dapat memberikan bantuan yang tidak hanya bersifat konsumtif, tetapi mampu menciptakan perubahan positif jangka panjang di tengah masyarakat.
Bimbingan Pelatihan: Mengasah Keterampilan dan Pengetahuan
Setelah melalui proses seleksi, mustahik yang terpilih diberikan akses ke bimbingan pelatihan. Manan menekankan bahwa pelatihan tidak hanya mencakup aspek teknis bisnis, tetapi juga memasukkan elemen pengembangan kepribadian dan kemandirian. "Kami mengundang para mentor dan ahli di bidang usaha kuliner khususnya mie, untuk berbagi pengalaman mereka kepada para mustahik," kata Manan.
Bimbingan mencakup manajemen usaha, pemasaran, hingga aspek-aspek lain yang mendukung pertumbuhan usaha. Para mentor berperan sebagai fasilitator dalam membantu mustahik mengembangkan keterampilan yang dibutuhkan untuk mengelola usaha mereka dengan efektif.
“Pelatihan ini, tidak hanya membekali mereka dengan pengetahuan praktis, tetapi juga membangun mental dan etika bisnis yang kokoh,” jelasnya.
Sebagai promosi dan branding, program zakat produktif “Z-Mie Gaess”, juga diperkenalkan secara luas dalam perayaan Hari Santri Nasional 2023, di Pendopo Kongas Arum Kusumaning Bongso, Kabupaten Tulungagung, 28 Oktober 2023 lalu. Baznas Kabupaten Tulungagung membagikan 500 paket Mie Gaess pada Masyarakat. Sebanyak 500 paket mie Z-Mie Gaess yang dibagikan dalam acara ini dibuat oleh para mustahik, yang telah menerima pelatihan pembuatan produk tersebut.
Dalam kesempatan tersebut, Ketua Baznas Kabupaten Tulungagung, KH. Samsul Umam menyampaikan bahwa Z-Mie Gaess siap untuk diluncurkan secara resmi di seluruh kecamatan se-Kabupaten Tulungagung, bersiap bersaing di pasar.
Para pengunjung yang mencicipi Z-Mie Gaess juga memberikan tanggapan positif terhadap produk ini. Dengan antusiasme yang tinggi, Z-Mie Gaess diharapkan dapat menjadi kontributor utama dalam upaya meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat Kabupaten Tulungagung melalui pengelolaan zakat produktif yang berdaya.
Z-Mie Gaess: Meluaskan Jejak Kebaikan di Setiap Kecamatan Kabupaten Tulungagung
Dalam upaya mewujudkan visi kemandirian ekonomi masyarakat melalui zakat produktif, Baznas Kabupaten Tulungagung juga berencana memperluas program wirausaha kuliner Z-Mie Gaess, di seluruh Kecamatan di Kabupaten Tulungagung.
"Rencananya, kami akan memperluas jangkauan Z-Mie Gaess, di setiap kecamatan. Tujuannya sederhana, ingin menyentuh setiap lapisan masyarakat dan memberikan peluang usaha kepada lebih banyak mustahik," ungkap Manan.
Langkah ini diharapkan, menandai babak baru dalam pemberdayaan ekonomi melalui inovasi dan pengelolaan zakat yang berdaya. “Kami ingin memastikan bahwa setiap warga di Kabupaten Tulungagung dapat menikmati Z-Mie Gaess, tidak hanya sebagai produk, tetapi juga sebagai peluang untuk memajukan ekonomi mustahik," tambahnya.
Persiapan Pemasaran dan Promosi: Mengangkat Citra Lokal
Setelah diluncurkan pada kegiatan Pelatihan Produksi dan Penjualan Z-Mie Gaess di Halaman Kantor Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Kabupaten Tulungagung , 24 Oktober 2023 lalu, Tim Unit Pelaksana Baznas Kabupaten Tulungagung, melakukan persiapan matang. "Kami menyadari bahwa pemasaran dan promosi adalah kunci kesuksesan produk di pasaran. Oleh karena itu, kami telah merancang strategi yang mengangkat citra lokal dan keunggulan Z-Mie Gaess," jelas Manan.
Strategi pemasaran ini tidak hanya berfokus pada kualitas produk, tetapi juga pada nilai-nilai kebersamaan dan dukungan terhadap usaha lokal. "Kami mendorong penerima zakat produktif program Z-Mie Gaess ini, memanfaatkan semua potensi dan lini pemasaran untuk memperkenalkan Z-Mie Gaess kepada masyarakat lebih luas," tambahnya.
Tantangan yang Dihadapi Program Wirausaha Kuliner Z-Mie Gaess: Perluasan Pasar dan Keberlanjutan Usaha
Meski mempunyai potensi positif, program wirausaha kuliner Z-Mie Gaess juga dihadapkan pada sejumlah tantangan yang harus diatasi. Salah satunya adalah tantangan perluasan pasar. "Membuka pasar di seluruh kecamatan adalah tujuan besar, tetapi juga membawa tantangan dalam pemasaran dan keberlanjutan usaha," ujar Deny Yudiantoro, saat memberikan analisa tantangan dan pengembangan bisnis Z-Mie Gaess.
Riset dan development serta keberlanjutan usaha, harus menjadi fokus utama Z-Mie Gaess. Sebagai UMKM, dukungan yang berkelanjutan dari pihak terkait dan kesadaran masyarakat akan pentingnya mendukung produk lokal sangat dibutuhkan. Deny menekankan, "Memastikan produk ini tetap relevan dan diminati oleh konsumen adalah kunci keberlanjutan wirausaha kuliner Z-Mie Gaess."
Dalam menyikapi tantangan dan persaingan, program wirausaha kuliner Z-Mie Gaess harus terus berinovasi dalam pengembangan produk. “Inovasi juga diterapkan dalam proses produksi untuk meningkatkan kualitas dan daya saing produk, termasuk juga pelayanan yang prima, “ pungkas Deny.
What's Your Reaction?


