Wisuda 40 Lansia Lintas Agama dan Etnis di Bondowoso
Bondowoso, (afederasi.com) – Suasana haru, bahagia, sekaligus penuh inspirasi menyelimuti Pendopo RBA Ki Ronggo Bondowoso pada Rabu (30/7/2025).
Sebanyak 40 lansia dari berbagai latar belakang agama dan etnis resmi diwisuda sebagai lulusan Sekolah Lansia Tangguh (Selantang) Ceria Mandiri.
Acara ini bukan sekadar seremoni, melainkan bukti nyata bahwa usia bukanlah batas untuk terus belajar dan berkembang.
Hadirnya Sekolah Selantang menjadi bukti komitmen nyata dari para pegiat sosial, tokoh lintas agama, dan pemerintah daerah dalam memberikan ruang pemberdayaan yang inklusif bagi para lansia.
Kebersamaan dalam Keberagaman
Program Selantang Ceria Mandiri Bondowoso yang diinisiasi sejak Januari 2025 ini memperlihatkan warna keberagaman yang begitu kental.
Dari 40 peserta, tercatat 9 beragama Islam, 12 Katolik, 11 Kristen, dan 8 Buddha. Dari sisi etnis, suku Jawa mendominasi dengan 24 peserta, diikuti Tionghoa 8 orang, Madura 5 orang, serta masing-masing satu dari Ambon, Dayak, dan Bali.
"Program ini terinspirasi dari Sekolah Lansia Lintas Agama dan Etnis di Jember. Kami merasa, jika Jember bisa, kenapa Bondowoso tidak?" ungkap Kepala Sekolah Selantang, Mikenzy Linda Meliana.
Belajar Hidup Sehat, Mandiri, dan Bahagia
Bersama BKKBN dan PKK Kabupaten Bondowoso, Selantang memberikan pembelajaran yang menyeluruh dan kontekstual.
Tidak hanya seputar kesehatan fisik, para lansia juga mendapatkan materi kewirausahaan, pertanian, dan keterampilan vokasional yang aplikatif.
Salah satu pengurus sekaligus pemateri, Bambang, menjelaskan bahwa materi yang diberikan benar-benar disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan para lansia.
"Kesehatan tentu jadi fokus utama. Tapi kami juga membekali mereka dengan keterampilan pertanian dan kegiatan produktif lainnya,” jelasnya.
Materi ditutup dengan pembekalan kesehatan oleh dr. Gede S. Sumardana, SpOG, yang membahas langsung soal osteoporosis, isu penting di kalangan lansia.
Yang menarik, proses evaluasi pembelajaran tidak dilakukan secara konvensional. Para peserta justru diajak mengikuti wisata edukatif ke Kota Malang pada 24 Januari 2025. Sebuah pendekatan pembelajaran yang menyenangkan sekaligus mempererat kebersamaan.
Dukungan Pemerintah dan Apresiasi untuk Para Tokoh Penggagas
Kepala Dinas Sosial Kabupaten Bondowoso, Anisatul Hamidah, menyampaikan apresiasi tinggi kepada para tokoh lintas agama dan komunitas yang menggagas program ini.
"Program ini bukan berasal dari kami. Justru para tokoh lintas agama dan komunitas yang datang menawarkan konsep luar biasa ini. Kami dari pemerintah hanya memfasilitasi," ungkapnya.
Ia menegaskan bahwa kehadiran Selantang menjadi langkah nyata untuk meningkatkan kualitas hidup lansia, baik dari sisi kesehatan fisik maupun kesejahteraan mental dan sosial.
"Tujuannya jelas, agar lansia kita sehat, bahagia, dan terus merasa berharga. Ini juga bagian dari upaya meningkatkan angka harapan hidup di Bondowoso,” ujarnya.
Penghargaan bagi Peserta Tertua
Sebagai bentuk penghormatan dan apresiasi, panitia memberikan door prize kepada tiga peserta tertua. Diketahui, peserta termuda berusia 55 tahun dan peserta tertua mencapai usia 85 tahun—menandakan semangat belajar tidak mengenal batas usia.
Program Sekolah Lansia Tangguh Ceria Mandiri Bondowoso menjadi inspirasi bahwa inklusivitas, kebhinekaan, dan semangat hidup aktif di usia senja bisa berjalan beriringan. Sebuah langkah kecil yang membawa dampak besar bagi masyarakat dan masa depan yang lebih manusiawi. (den)
What's Your Reaction?


