Warga Protes Sistem PPDB SMAN 1 Kedungwaru, Dugaan Kecurangan Mengemuka

29 Jun 2024 - 20:06
Warga Protes Sistem PPDB SMAN 1 Kedungwaru,  Dugaan Kecurangan Mengemuka
Warga Desa kedunguan Ketika menggandeng lawyer untuk audiensi dengan. Panitia PPDB di ruangan Commite SMAN 1 Kedungwaru, (rizki /afederasi.com)

Tulungagung, (afederasi.com) - Sejumlah warga Desa/Kecamatan Kedungwaru berkumpul di SMAN 1 Kedungwaru untuk memprotes sistem Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) Zonasi di sekolah tersebut. Warga menuding adanya kecurangan dalam pelaksanaan sistem zonasi yang merugikan mereka.

Warga mengklaim memiliki bukti bahwa beberapa siswa yang diterima bukanlah penduduk asli setempat. Mereka juga menemukan adanya perubahan titik azimuth dalam sistem zonasi, yang seharusnya tetap setelah penerbitan PIN.

"Kami menemukan adanya perubahan titik azimuth yang memungkinkan siswa yang awalnya tidak masuk zonasi menjadi diterima di sekolah ini," kata Heri Widodo, kuasa hukum warga, Sabtu (29/06/2024).

"Misalnya, ada kasus dimana jarak azimuth terdekat awalnya hanya 3 meter dari sekolah, tetapi kemudian berubah," sambungnya.

Selain perubahan titik azimuth, warga juga mencurigai adanya perpindahan Kartu Keluarga (KK) untuk mempermudah pendaftaran zonasi. Tahun ini, radius zonasi terjauh mencapai 470 meter dengan 130 siswa diterima. Namun, beberapa siswa yang diterima tidak dikenal oleh warga setempat.

"Kami tidak diberikan data siswa oleh pihak sekolah, dan setelah verifikasi, nama-nama siswa tersebut tidak dikenal," lanjut Heri.

Atas temuan ini, warga berencana menggugat Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur dan meminta hasil PPDB dibatalkan serta diulang sesuai juknis yang berlaku. Mereka juga akan melaporkan dugaan tindak pidana ini ke pihak berwajib.

"Untuk membatalkan hasil PPDB, kami akan menggugat melalui PTUN dan melaporkan dugaan tindak pidana ke polisi," tegas Heri.

Ketua Panitia PPDB SMAN 1 Kedungwaru, Sudarwinto, menyatakan bahwa pihaknya tidak mengetahui perubahan titik azimuth yang terjadi. Menurutnya, hal tersebut berada di luar wewenang sekolah.

"Pihak sekolah tidak memiliki kewenangan untuk mengubah titik azimuth. Kami sudah melakukan verifikasi saat siswa mengambil PIN, namun penyebab perubahan titik azimuth belum diketahui," pungkas Sudarwinto.(riz/dn)

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow