Warga Kedungwaru Protes Manipulasi KK, Anak Asli Desa Terpinggirkan di PPDB SMAN 1 Kedungwaru
Tulungagung, (afederasi.com) - Warga Desa Kedungwaru memprotes keras dugaan manipulasi Kartu Keluarga (KK) pindahan yang menyebabkan anak-anak asli desa gagal masuk zonasi Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) di SMAN 1 Kedungwaru (SMUKED).
Protes ini disampaikan warga di kantor desa setempat pada Jumat (28/6/2024), dengan Wakil Ketua BPD Desa Kedungwaru, David Andriawan, mengungkapkan keresahan warga.
Mereka sempat mendatangi SMAN 1 Kedungwaru, yang sedang melaksanakan PPDB, namun pihak sekolah menyatakan bahwa semua proses dilakukan secara sistematis dan meminta warga mengklarifikasi masalah ini ke Kepala Desa.
Warga kemudian berbondong-bondong melakukan audiensi dengan pihak desa setelah beredar isu bahwa banyak KK diterbitkan dengan alamat warga Desa Kedungwaru.
"Ada sekitar 25 anak yang tidak bisa masuk ke SMAN 1 Kedungwaru," jelas David pada Jumat (28/6/2024).
Menurut David, pada PPDB tahun 2023, jarak terjauh jalur zonasi di SMAN 1 Kedungwaru mencapai 896 meter, sedangkan anak-anak asli Kedungwaru berjarak di atas 500 meter dari sekolah. Namun, pada PPDB saat ini, jarak terjauh hanya 479 meter, membuat banyak anak asli desa tersisihkan.
“Hanya berjarak 500 meter dari rumah tersisihkan, hal ini yang jadi pertanyaan warga,” tambah David.
Banyak anak yang tinggal dalam jarak 100-200 meter yang namanya tidak dikenal oleh warga setempat.
"Itu yang kami pertanyakan, itu anak-anak siapa, dan ini yang ingin kami klarifikasi," sambung David.
Warga Kedungwaru bertekad memperjuangkan hak anak-anak desa untuk diterima di SMAN 1 Kedungwaru, termasuk dengan meminta pendampingan dari praktisi hukum.
Sementara itu, Kepala Desa Kedungwaru, Mohammad Toha, mengakui bahwa kabar tentang perpindahan KK masuk ke desa memang benar, namun ia menegaskan jumlahnya tidak banyak dan pihak desa hanya melakukan verifikasi berkas permohonan pindah.
“Kami hanya menerima saja karena tidak mungkin menolak,” tegasnya.
Toha juga menyatakan komitmennya untuk memperjuangkan anak-anak asli Kedungwaru agar bisa masuk ke sistem zonasi dengan dinamikanya.
"Pihaknya mengaku akan memperjuangkan anak-anak asli Kedungwaru yang gagal masuk ke SMAN 1 Kedungwaru," pungkasnya.(riz/dn)
What's Your Reaction?