Terobosan Pengobatan Gangguan Penglihatan Menggunakan Faricimab: Harapan Baru Bagi Jutaan Penderita
Hampir 2,2 miliar orang di seluruh dunia saat ini hidup dengan gangguan penglihatan. Sayangnya, kurangnya akses terhadap layanan perawatan mata sederhana membuat setidaknya setengah dari kondisi ini belum ditangani atau dicegah.
Jakarta, (afederasi.com) - Hampir 2,2 miliar orang di seluruh dunia saat ini hidup dengan gangguan penglihatan. Sayangnya, kurangnya akses terhadap layanan perawatan mata sederhana membuat setidaknya setengah dari kondisi ini belum ditangani atau dicegah. Situasi ini menimbulkan gangguan penglihatan yang signifikan dan bahkan kebutaan. Menurut Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kementerian Kesehatan, Dr. Eva Susanti, "Penyebab utama gangguan penglihatan adalah kelainan refraksi, sedangkan penyebab utama kebutaan adalah katarak. Selain itu, faktor degeneratif dan penyakit kronis juga merupakan risiko terjadinya penyakit mata lainnya." seperti yang dilansir dari Suara.com media partner afederasi.com.
Dua penyebab utama gangguan penglihatan yang sangat meresahkan adalah Neovascular Age-Related Macular Degeneration (nAMD) dan Diabetic Macular Edema (DME). Gangguan penglihatan ini sangat memengaruhi kemampuan seseorang untuk bekerja, berinteraksi secara sosial, dan hidup mandiri, seringkali menyebabkan depresi dan kecemasan.
Di Indonesia, ada sekitar 8 juta orang berusia di atas 50 tahun yang mengalami masalah gangguan penglihatan. Diperkirakan sekitar 700 ribu pasien terdampak oleh nAMD dan DME. Kondisi ini telah menjadi masalah yang signifikan di masyarakat Indonesia. Dr. dr. Elvioza, seorang Dokter Spesialis Mata Konsultan Vitreoretina, mengungkapkan, "Penyakit ini dulu sering dialami oleh orang-orang di negara maju, karena sekarang Indonesia sudah lebih makmur maka (penyakit AMD) jadilah masalah di masyarakat Indonesia sekarang."
nAMD adalah suatu kondisi yang mempengaruhi makula, bagian mata yang sangat penting untuk penglihatan sentral dan tajam yang dibutuhkan untuk aktivitas sehari-hari seperti membaca. AMD basah, atau nAMD, adalah bentuk penyakit AMD lanjut yang dapat menyebabkan kehilangan penglihatan secara cepat dan parah jika tidak diobati.
Sementara itu, DME adalah kondisi mata serius yang mempengaruhi pasien dengan diabetes tipe 1 atau tipe 2. DME disebabkan oleh kerusakan pembuluh darah yang mengeluarkan cairan dan menyebabkan pembengkakan, yang dapat menyebabkan kehilangan penglihatan yang parah hingga kebutaan jika tidak diobati.
Untuk mengatasi masalah ini, telah muncul sebuah terobosan dalam pengobatan penyakit mata yang mengancam penglihatan. Roche telah mengembangkan faricimab, sebuah inovasi pengobatan berupa injeksi mata yang menargetkan VEGF-A dan Ang-2, dua penyebab utama ketidakstabilan pembuluh darah yang terkait dengan kondisi retina yang mengancam penglihatan. Dr. dr. Elvioza menjelaskan, "Menggabungkan dua inhibitor dalam satu suntikan membuka jalan baru bagi pengobatan penyakit mata. Selain manfaat klinis, faricimab menawarkan daya tahan yang lebih lama, yang berarti lebih sedikit suntikan bagi pasien."
Terobosan ini memungkinkan pasien untuk mendapatkan suntikan dengan selang waktu 4 bulan setelah tahun pertama, dibandingkan dengan suntikan setiap bulan sekali pada terapi yang sudah ada. Faricimab dirancang untuk menghambat jalur yang melibatkan Ang-2 dan VEGF-A, yang keduanya berkontribusi pada kehilangan penglihatan dengan mengganggu kestabilan pembuluh darah.
Dengan adanya penghambatan kedua jalur ini, penelitian lebih lanjut akan membantu mengurangi kebocoran pembuluh darah dan peradangan, memberikan harapan baru bagi pasien yang menghadapi gangguan penglihatan serius. Terobosan ini menjadi langkah maju dalam upaya mengatasi masalah gangguan penglihatan yang melibatkan jutaan orang di seluruh dunia.(mg-2/mhd)
What's Your Reaction?


