Terkuak: Motif Pelaku Bullying di Cilacap, Korban Klaim Anggota Geng Basis
Kasus bullying siswa SMPN 2 Cimanggu di Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, terus menarik perhatian publik.
Cilacap, (afederasi.com) - Kasus bullying siswa SMPN 2 Cimanggu di Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, terus menarik perhatian publik. Terbaru, terungkaplah motif pelaku MK (15) yang melakukan perundungan pada korban FF (14) dengan tendangan serta pukulan. Peristiwa ini membuka tabir fakta seputar Geng Barisan Siswa yang diketuai oleh MK, sang pelaku bullying di SMP Cilacap.
MK, ketua geng Barisan Siswa (Basis), tidak terima karena FF mengaku sebagai anggota geng Basis, yang sebenarnya bukan. Informasi dari Kapolres Cilacap, Kombes Fannky Ani Sugiarto, mengungkapkan, "Motifnya karena korban mengaku menjadi anggota Barisan Siswa, padahal dia bukan sebagai anggota." Perbedaan kelas antara MK, siswa kelas 9 SMP, dan korban FF, siswa kelas 8 SMP, menjadi salah satu pemicu konflik ini.
Selain mengaku sebagai anggota geng Basis, FF juga diduga menantang geng lain atas nama geng milik MK. Hal ini memicu rasa kesal MK, yang akhirnya melakukan penganiayaan pada adik kelasnya sendiri. Menurut Kapolres Cilacap, Fannky Ani Sugiarto, "Dia (FF) sempat menantang ke luar, akhirnya ketemu sama ketuanya (MK) Barisan Siswa (seperti) yang viral di video."
Sekolah terkejut dengan tindakan MK dalam video yang viral menganiaya FF. WH, sang Kepala sekolah, langsung bertindak setelah mengetahui adanya geng Barisan Siswa yang diketuai oleh MK. "Luar biasa sangat kaget dan miris (kelakuan MK), Tidak menyangka sama sekali," ucap WH seperti yang dilansir dari suara.com media partner afederasi.com.
Kepala sekolah juga bergerak cepat setelah mengetahui adanya geng Basis, berkomunikasi dengan wali siswa untuk memastikan keamanan siswa. Proses hukum pun berjalan, dengan polisi telah mengamankan 5 orang siswa terkait kasus ini. MK dan WS dijerat dengan pasal 80 UU sistem perlindungan anak dan pasal 170 KUHP. Meskipun di bawah umur, kasus ini akan diproses melalui sistem peradilan anak.
MK, siswa yang menjadi sorotan dalam kasus ini, melakukan pemukulan pada FF secara berulang kali. Bahkan aksinya menyeret dan menendang kepala FF sampai tak berdaya. Reaksi siswa lain yang hendak melerai aksi penganiayaan MK pada FF juga tidak luput dari ancaman MK.
Sebelum bersekolah di SMPN 2 Cimanggu, MK sempat mengenyam pendidikan di sebuah Pesantren daerah Tasikmalaya. Namun di pesantren itu, MK kabur sehingga dia pindah sekolah ke SMPN 4 Majenang, Cilacap. Riwayat bermasalah MK juga terlihat dari kebiasaannya mencuri ikan milik warga sekitar. Semoga kasus ini menjadi pelajaran bagi semua pihak untuk mencegah dan mengatasi tindak kekerasan di lingkungan sekolah. (mg-3/mhd)
What's Your Reaction?


