RSUD Dr. Iskak Tulungagung Memperkenalkan Skrining Kanker Serviks Terjangkau dengan Metode Urin
Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Iskak Tulungagung mengumumkan inovasi terbaru dalam layanan kesehatan dengan memperkenalkan fasilitas skrining kanker serviks menggunakan metode urin.
Tulungagung, (afederasi.com) - Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr. Iskak Tulungagung mengumumkan inovasi terbaru dalam layanan kesehatan dengan memperkenalkan fasilitas skrining kanker serviks menggunakan metode urin.
Fasilitas ini telah diresmikan oleh Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Kunta Wibawa Dasa Nugraha, pada Sabtu (14/10/2023) lalu. Yang mana Inovasi ini, bertujuan agar biaya pemeriksaan kanker serviks menjadi lebih terjangkau oleh masyarakat.
Kepala Instalasi Mikrobiologi RSUD Dr. Iskak Tulungagung, dr. Rendra, menjelaskan bahwa saat ini pemeriksaan dini kanker serviks menggunakan metode PCR di Tulungagung hanya memerlukan biaya sebesar Rp 275 ribu, yang lebih terjangkau dibandingkan dengan biaya serupa di daerah lain yang mencapai Rp 875 ribu.
“Ini adalah langkah penting dalam upaya mengurangi angka kesakitan dan kematian akibat kanker serviks,” ungkap Dr. Rendra, Jum’at (20/10/2023).
Menurutnya, Direktur RSUD Dr. Iskak Tulungagung, dr. Supriyanto, berupaya keras untuk memastikan biaya skrining kanker serviks menjadi terjangkau. Hal ini juga mendapat dukungan dari Sekjen Kunta Wibawa.
“Dalam hal ini RSUD Dr. Iskak Tulungagung juga berkolaborasi dengan Dinkes Tulungagung untuk memperluas layanan hingga ke Puskesmas,” katanya.
Rendra juga mencatat bahwa peluncuran pemeriksaan kanker serviks lewat urin telah menarik perhatian masyarakat. Selama peluncuran, 300 pemeriksaan gratis ditawarkan kepada masyarakat, dan sebanyak 96 warga telah mengikuti skrining dalam satu hari.
“Ini dianggap sebagai pencapaian yang luar biasa dalam upaya pencegahan kanker serviks,” imbuhnya.
Lebih lanjut, dr. Rendra menjelaskan bahwa metode pemeriksaan kanker serviks dengan menggunakan sampel urin memiliki tingkat akurasi yang lebih tinggi dibandingkan dengan metode lain seperti Pap Smear dan IVA test.
“Metode ini lebih nyaman bagi pasien dan menghasilkan hasil yang sangat akurat, dengan tingkat akurasi mencapai 90 persen. Sementara itu, metode Pap Smear memiliki rentang akurasi antara 34 hingga 86 persen, dan IVA test hanya mencapai 60 persen,” paparnya.
Dari 96 warga yang menjalani skrining kanker serviks lewat urin, satu di antaranya telah dinyatakan positif. Namun, diperlukan pemeriksaan lebih lanjut untuk memastikan diagnosis, termasuk pemeriksaan sitologi.
Dokter Rendra berharap bahwa lebih banyak perempuan di Tulungagung dan sekitarnya akan menjalani skrining kanker serviks di RSUD Dr. Iskak Tulungagung. Saat ini, hanya 7 persen perempuan di Indonesia yang telah menjalani pemeriksaan serupa, sementara target nasional adalah 70 persen.
“Ini menunjukkan bahwa masih ada banyak pekerjaan yang harus dilakukan dalam upaya deteksi dini kanker serviks,” tutupnya. (dn)
What's Your Reaction?


