Ridwan Kamil: Pemimpin Muda Harus Dipilih Berdasarkan Kapasitas, Bukan Faktor Orang Tua
Mantan Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, baru-baru ini mengungkapkan pandangannya tentang pemimpin muda di Indonesia.
Jakarta, (afederasi.com) - Mantan Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, baru-baru ini mengungkapkan pandangannya tentang pemimpin muda di Indonesia. Baginya, kriteria utama dalam memilih pemimpin muda adalah kapasitas mereka, bukan faktor orang tua mereka. Pernyataan ini disampaikan oleh pria yang akrab disapa Kang Emil saat menjadi bintang tamu pada acara YouTube YouthTV Indonesia. Kang Emil dengan tegas menyatakan bahwa usia muda bukanlah masalah asal calon pemimpin tersebut memiliki kapabilitas yang dibutuhkan.
Kang Emil, sapaan akrab Ridwan Kamil, juga menjelaskan bahwa dia tidak memiliki keberatan jika ada anak muda yang ingin turut serta dalam mengelola partai politik atau negara. Dia bahkan memberikan contoh sejarah, seperti Bung Karno yang pada masanya menjadi ketua partai dalam usia muda. Kang Emil menekankan bahwa yang terpenting adalah potensi dan kapabilitas anak muda tersebut. Ridwan Kamil menegaskan bahwa pemilihan pemimpin muda harus didasarkan pada bakat dan kemampuan mereka, bukan semata-mata hubungan dengan orang tua mereka.
Kader Partai Golkar ini juga menggarisbawahi pentingnya kapabilitas anak muda yang ingin berperan dalam politik. Menurut Ridwan Kamil, yang paling penting adalah kemampuan dan kapasitas mereka. Ridwan Kamil berpesan agar pemilihan pemimpin muda tidak hanya didasarkan pada usia, melainkan juga kemampuan dan keahlian yang dimiliki. Dia menekankan bahwa pemimpin muda haruslah memenuhi syarat-syarat yang diperlukan untuk memimpin dengan baik.
Pemilihan pemimpin muda telah menjadi topik yang kontroversial dalam politik Indonesia. Salah satu contohnya adalah Gibran Rakabuming Raka, yang maju sebagai calon wakil presiden dalam Pilpres 2023. Gibran, yang masih berusia 36 tahun, menuai pro dan kontra dalam masyarakat. Beberapa melihatnya sebagai penerus kekuasaan Presiden Joko Widodo, dan ini telah memunculkan istilah "dinasti politik." Keterlibatan putra sulung Jokowi ini juga dianggap telah mengganggu tatanan demokrasi, bahkan sampai harus mengubah aturan undang-undang melalui putusan Mahkamah Konstitusi (MK).
Pada acara yang sama, Ridwan Kamil juga memberikan pandangan tentang dinasti politik. Menurutnya, kekuasaan memiliki sifat yang dapat membuat seseorang kecanduan. Kang Emil menjelaskan bahwa kendali politik dalam suatu keluarga dapat menimbulkan masalah. Meskipun istilah "legowo" sering diucapkan, menerapkannya dalam praktek politik seringkali sulit dilakukan. Ridwan Kamil menyampaikan pandangannya tentang dinasti politik sebagai tambahan dalam diskusi tentang kepemimpinan muda dan kekuasaan politik di Indonesia. (mg-3/jae)
What's Your Reaction?


