Rebutan Gunungan Warnai Meriahnya Bersih Nagari Hari Jadi Tulungagung ke-820
Tulungagung, (afederasi.com) – Tradisi rebutan Gunungan Buceng Lanang dan Buceng Wadon kembali menjadi magnet utama dalam prosesi Bersih Nagari memperingati Hari Jadi Kabupaten Tulungagung ke-820, Selasa (18/11/2025).
Ribuan warga tumpah ruah di halaman Pendopo Kongas Arum Kusumaning Bangsa untuk memperoleh bagian dari gunungan yang dipercaya membawa berkah dan keselamatan.
Antusiasme warga tak surut meski harus berdesak-desakan. Buceng Lanang berisi nasi kuning lengkap dengan lauk tradisional, sementara Buceng Wadon dipenuhi hasil bumi seperti buah-buahan dan sayur mayur. Tradisi ini menjadi simbol kemakmuran dan ungkapan rasa syukur masyarakat Tulungagung.
Sunarti, warga Kauman, mengaku setiap tahun hadir khusus untuk mengikuti rebutan gunungan.
“Rasanya ada kenyamanan tersendiri. Apalagi kalau dapat isi gunungannya, dipercaya membawa berkah. Saya bangga bisa ikut nguri-uri budaya Tulungagung,” ungkapnya.
Prosesi Bersih Nagari kali ini berlangsung sangat meriah. Ratusan penari Reog Kendang tampil massal, menambah semarak hari jadi yang menjadi kebanggaan masyarakat Tulungagung.
Bupati Tulungagung, Gatut Sunu Wibowo, menyampaikan rasa syukur sekaligus harapan agar momentum Hari Jadi dapat mempersatukan masyarakat.
“Kami berharap masyarakat tetap guyup rukun, ayem tentrem, dan bersatu. Mari bersama membangun Tulungagung sesuai visi dan misi pemerintah daerah,” ujarnya.
Ia juga mengajak seluruh warga menjaga ketertiban dan mendukung pemerintah agar dapat menjalankan tugas secara benar dan lurus.
“Tulungagung milik kita bersama. Mari kita jaga, kita bangun agar semakin maju,” tegasnya.
Peringatan Hari Jadi Tulungagung ditetapkan setiap 18 November, merujuk pada Prasasti Lawadan di Desa Wates, Kecamatan Campurdarat. Prasasti bertahun 1205 itu memuat penanggalan “Sukra Suklapaksa Mangga Siramasa,” yang diterjemahkan sebagai Jumat Pahing, 18 November 1205 menjadi dasar penetapan hari lahir Tulungagung.
Replika Prasasti Lawadan kini dapat disaksikan di halaman Pendopo Kongas Arum Kusumaning Bangsa. Sementara prasasti asli tersimpan di Museum Daerah Tulungagung. Replika tersebut diresmikan Pj Bupati Heru Suseno saat peringatan Hari Jadi ke-819 tahun lalu, menjadi pengingat sejarah panjang perjalanan Kabupaten Tulungagung.(dn)
What's Your Reaction?


