Pupuk Disinyalir Palsu Beredar di Jatim, Ini Kata PT PI dan KP3

06 May 2024 - 20:56
Pupuk Disinyalir Palsu Beredar di Jatim, Ini Kata PT PI dan KP3
Ketua APPI Jawa Timur, Jumantoro memegang salah satu jenis pupuk yang disebutnya aspal. (Dokumen Pribadi)

Bondowoso, (afederasi.com) - Di saat petani di wilayah Jawa Timur kesulitan mendapatkan pupuk bersubsidi, disinyalir beredar pupuk palsu yang dijual oleh oknum yang tidak bertanggungjawab.

Hal ini disampaikan oleh Ketua Asosiasi Petani Pangan Indonesia (APPI) Jawa Timur, Jumantoro usai rakor dan evaluasi distribusi pupuk bersubsidi di Hotel Dreamland, Kabupaten Bondowoso, Senin (6/4/2024).

Selain membahas tambahan alokasi pupuk subsidi secara nasional dari 4,7 juta ton menjadi 9,5 juta ton, rapat itu juga diwarnai aspirasi berkaitan dengan tata niaga pupuk diduga palsu.

"Beredarnya pupuk aspal (asli tapi palsu) ini karena petani tergiur dengan kemasan premium dan harganya yang murah. Pengamatan kami di Jawa Timur peredarannya hampir merata," kata Jumantoro kepada afederasi.com.

Rata-rata pupuk disinyalir palsu ini memiliki nama yang hampir mirip dengan merk pupuk produksi PT Pupuk Indonesia.

"Seperti Genposkha, Poskhaku, SP-3.6 dan lain-lain. Dan itu tidak hanya beredar di Bondowoso dan Jember saja tetapi juga di daerah lain eks karisidenan Besuki," sebutnya.

Jika melihat nomor izin edar, kata Jumantoro, perusahaan pupuk aspal ini hanya mengantongi izin untuk produk pembenahan tanah.

"Tapi produk yang dihasilkan ditulis 'pupuk non subsidi' dengan nama mirip pupuk yang asli, seperti NPK tapi kandungannya bukan NPK. Isinya hanya berupa kapur," tuturnya.

Mengenai harga, pupuk disinyalir aspal ini dijual jauh lebih murah dengan merk yang asli.

"Kalau NPK itu kisaran Rp 800 ribu - Rp 1 juta per kuintal, sedangkan pupuk aspal harganya Rp 150 ribu per sak (50 kilogram) atau sekitar Rp 300 ribu per kuintal," beber Jumantoro.

Petani yang tergiur dan kadung membeli, maka tidak akan menikmati peningkatan produksi pada lahan pertaniannya.

"Produk pembenahan tanah itu hanya memperbaiki tekstur tanah, tidak meningkatkan produksi secara signifikan. Yang biasanya 5-6 ton per hektar. Kalau menggunakan pupuk abal-abal bisa antara 2-3 ton saja," ulasnya.

Modus penjualan pupuk aspal ini ada 2 tipe, yakni menitipkan pada kios pupuk resmi atau menjualnya secara langsung ke petani menggunakan pikap.

"Biasanya, alasan yang disampaikan bahwa produk itu hasil kelebihan stok pupuk," terang pria yang juga sebagai distributor pupuk di wilayah Jember tersebut.

Ia pun meminta Komisi Pengawasan Pupuk dan Pestisida (KP3) daerah maupun Provinsi Jawa Timur segera mengambil tindakan atas fenomena ini.

"Ini peran KP3 Kabupaten dan provinsi untuk turun. Bagaimana supaya petani tidak dirugikan. Sebab produk ini menipu petani," sergahnya.

Account Eksekutif PT Pupuk Indonesia Wilayah Tapal Kuda, Reza Arsadi menilai fenomena beredarnya pupuk aspal karena beberapa hal.

"Soal pupuk abal-abal, kita lihat mungkin karena petani dapat pupuk susah, mereka tidak terdaftar di RDKK (Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok), sehingga mereka tergiur harga pupuk murah," jawabnya.

PT Pupuk Indonesia menganjurkan supaya distributor dan kios tidak menjual pupuk disinyalir aspal tersebut, kendati ada tekanan.

"(Kios jual pupuk aspal) Sebenarnya melanggar aturan, mungkin karena mereka terpaksa, karena yang menitipi oknum," ucapnya.

"Sehingga mereka terpaksa menerima karena mereka takut kan, akhirnya mereka menerima karena khawatir ada apa-apanya nanti," sambung Reza.

Sementara itu, Ketua KP3 Kabupaten Bondowoso, Haeriyah Yuliati membuka ruang komunikasi dengan PT Pupuk Indonesia dan distributor.

"Sampai sekarang kami tidak menerima informasi dari distributor," kata Haeriyah dikonfirmasi terpisah.

Menurutnya, KP3 membutuhkan koordinasi dan komunikasi yang baik dengan para distributor supaya distribusi pupuk bersubsidi di Bondowoso tepat sasaran. (Den)

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow