Petani Jombang Bergembira, Harga Gabah Melonjak Tinggi
 
                                    Jombang, (afederasi.com) - Petani di Kabupaten Jombang, Jawa Timur, merasakan kebahagiaan yang mendalam akibat melonjaknya harga jual gabah. Saat ini, harga gabah bervariasi mulai dari Rp 6.800 per kilogram (kg) hingga mencapai Rp 7.100 per kg.
Diono, seorang petani dari Desa Keras, Kecamatan Diwek, mengungkapkan rasa syukurnya. "Pada panen perdana, harga gabah tembus Rp 7.100 per kg. Harganya berbeda tergantung metode panen. Untuk panen manual, harganya mulai Rp 7.000 per kg, sedangkan menggunakan mesin combine bisa mencapai Rp 7.100 per kg," jelasnya pada Rabu (09/07/2025).
Kenaikan harga gabah ini dipengaruhi oleh kebijakan pemerintah yang menetapkan harga pembelian pemerintah (HPP) sebesar Rp 6.500 per kg. "Ini adalah dampak dari HPP gabah yang baru ditetapkan," tambah Diono.
Ia juga mencatat bahwa dibandingkan dengan panen sebelumnya, harga kali ini meningkat tajam. "Petani bisa meraup keuntungan besar jika harga tetap seperti ini," tegasnya.
Gunawan, 45 tahun, petani dari Desa Pundong, Kecamatan Diwek, juga mengungkapkan kebahagiaannya. Gabahnya dibeli tengkulak dengan harga Rp 6.800 per kg, yang lebih tinggi dari HPP yang ditetapkan. "Harganya sekarang bagus, Rp 6.800 per kilogram, meskipun itu untuk gabah yang masih basah," terangnya.
Namun, Gunawan menambahkan bahwa harga tersebut belum termasuk biaya sewa mesin panen. "Sewa mesin combine per banon (sekitar 1.400 meter persegi) sekarang Rp 300 ribu. Biaya angkut gabah juga ditanggung tengkulak," imbuhnya, sembari menyebutkan bahwa luas sawahnya mencapai 9.800 meter persegi.
Dengan harga Rp 6.800 per kilogram, Gunawan merasa petani sudah meraup keuntungan yang signifikan. "Dulu harga gabah pernah Rp 4.300 per kilogram, sekarang sudah Rp 6.800 per kilogram," katanya.
Ngatimin, seorang tengkulak gabah, juga mengonfirmasi bahwa ia membeli gabah di atas HPP. "Kemarin di Gudo, sekarang di Diwek," ujarnya. Gabah yang dibeli dari petani kemudian dijual ke gudang di Kecamatan Mojoagung dengan harga Rp 7.100 per kilogram.
"Belum termasuk biaya kuli panggul untuk bongkar, yang mencapai Rp 50 ribu per ton," tuturnya. Meskipun ada kondisi padi yang ambruk, gabah tetap dibeli. "Sebelum masuk ke gudang, gabah dicek lagi. Yang tidak ada isinya tidak dihitung," tambahnya.
Dengan harga gabah yang tinggi, harapan petani untuk kesejahteraan semakin terbuka lebar. Semoga pemerintah dapat terus mendukung dan menjaga stabilitas harga agar petani di Jombang dapat terus sejahtera. (san)
What's Your Reaction?
 
                    
                
 
                    
                
 
                    
                
 
                    
                
 
                    
                
 
                    
                
 
                    
                
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

 
                                                                                                                                             
                                                                                                                                             
                                                                                                                                             
                                             
                                             
                                             
                                             
                                            

 
                                             
                                             
                                             
                                             
                                            