Pertemuan Puncak Tiongkok-Uni Eropa Bahas Kontroversi Mobil Listrik dan Sengketa Perdagangan

Ringkasan Berita: Pertemuan Tingkat Tinggi Tiongkok-Uni Eropa Membahas Kontroversi Mobil Listrik dan Sengketa Perdagangan Presiden Tiongkok, Xi Jinping, menyambut Presiden Dewan Eropa Charles Michel dan Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen menjelang Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-24 Tiongkok-Uni Eropa.

08 Dec 2023 - 09:37
Pertemuan Puncak Tiongkok-Uni Eropa Bahas Kontroversi Mobil Listrik dan Sengketa Perdagangan
Mobil listrik sebagai ilustrasi (pixabay/andreas160578)

Beijing, (afederasi.com) - Menjelang Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-24 Tiongkok-Uni Eropa (UE), Presiden Tiongkok Xi Jinping menyambut dua petinggi Uni Eropa, yakni Presiden Dewan Eropa Charles Michel dan Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen, di Wisma Negara Diaoyutai, Beijing.

Dalam konteks mobil listrik, Ursula von der Leyen mengumumkan bahwa UE sedang menyelidiki dugaan subsidi pemerintah Tiongkok terhadap industri kendaraan listrik.

Von der Leyen menyoroti harga rendah mobil listrik buatan Tiongkok di negara-negara UE sebagai indikasi mungkin adanya subsidi dari pemerintah, menciptakan ketidakseimbangan dalam pasar.

"Kami tengah melakukan penyelidikan atas dugaan subsidi pemerintah Tiongkok terhadap industri kendaraan listrik yang berkembang pesat," ungkap Von der Leyen pada September 2023, seperti yang dilansir dari Suara.com media partner afederasi.com.

Pemimpin Eropa menyebut subsidi atas kendaraan listrik asal Tiongkok menciptakan ketidakadilan dalam pasar otomotif Eropa. Tiongkok, sebagai pihak yang dituduh, mengkritik investigasi tersebut, memperingatkan bahwa hal itu dapat merusak hubungan dagang dengan UE.

"Mobil listrik buatan Tiongkok dijual dengan harga rendah di negara-negara UE karena adanya subsidi dari pemerintah Tiongkok, yang dapat mengakibatkan kompetisi tidak adil," tandas pemimpin Eropa, merujuk pada keterangan Von der Leyen.

Tidak hanya tentang mobil listrik, sengketa perdagangan antara Tiongkok dan Uni Eropa semakin meluas. Tiongkok mengungkit rencana UE untuk menyelidiki subsidi Tiongkok atas industri baja, menyebutnya akan mengganggu rantai pasok global dan merugikan perdagangan internasional.

Selain itu, Beijing juga keberatan terhadap rencana UE untuk menerapkan Mekanisme Penyesuaian Pembatasan Karbon, yang akan menetapkan tarif sebesar 20-35 persen atas barang-barang dengan harga karbon tinggi, termasuk baja dan bijih besi.

Seiring dengan meningkatnya ketegangan, UE telah memberlakukan tarif tambahan terhadap 20 jenis baja dan produk baja tahan karat buatan Tiongkok. Langkah ini diambil sebagai upaya melindungi pasar UE hingga pertengahan 2024, dengan menetapkan kuota impor sebagai salah satu langkah perlindungan.

Dikutip dari kantor berita Antara, dalam pertemuan Presiden Tiongkok dengan wakil-wakil Uni Eropa, Presiden Xi Jinping menyoroti pentingnya memperkuat hubungan Tiongkok dengan Uni Eropa. Ia menekankan perlunya membangun konsensus strategis dan memperkuat ikatan kepentingan bersama.

"Hari ini Presiden Xi menyambut Presiden Michel dan Presiden von der Leyen di Tiongkok untuk menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-24 Tiongkok-Uni Eropa (UE)," ujar pernyataan tertulis dari Kementerian Luar Negeri Tiongkok.

Presiden Xi Jinping juga mengajak kedua pemimpin Uni Eropa untuk bekerja sama dalam mengatasi tantangan global, mendukung stabilitas, dan mendorong kemakmuran di seluruh dunia. "Hubungan antara Tiongkok dan Eropa sangat penting bagi perdamaian, stabilitas, dan kemakmuran global," ungkapnya, menekankan bahwa kemitraan strategis ini perlu dijaga dan diperkuat.(mg-2/mhd)

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow