Mahasiswa UNIPMA Ditantang Menjadi 'Pemimpin Menyala' Lewat GMNI

Madiun, (afederasi) - Menjadi pemimpin tidak bisa didapat secara cuma-cuma, melainkan harus dibayar mahal dengan kerja keras dan pengorbanan. Pesan ini disampaikan oleh Dosen Pascasarjana Universitas PGRI Madiun (UNIPMA), Sigit Ricahyono, dalam acara Gun Gathering with Maba yang digelar oleh Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Komisariat UNIPMA, di salah satu warung di Kota Madiun, Selasa (23/9/2025).
Acara yang diikuti puluhan mahasiswa baru ini mengangkat tema "Mengenal Dinamika Organisasi Kampus: Dari Adaptasi hingga menjadi Pejuang Bangsa." Dalam kesempatan tersebut, Sigit, yang juga alumni GMNI Universitas Negeri Jember, menekankan pentingnya menjaga keseimbangan antara kemampuan akademis dan networking.
"Jadi pemimpin tidak bisa gratis, semua harus dibayar mahal," ujar Sigit. "Perlu menjaga akademis, networking. Ikut berorganisasi salah satu cara membangun networking yang murah."
Sigit menilai GMNI adalah pilihan tepat bagi mahasiswa yang ingin menjadi "pemimpin menyala." Ia menambahkan, untuk menjadi pemimpin butuh waktu panjang, stamina, teman, dan organisasi. "Nyala organisasi menjadi nyala pemimpin. Selamat datang di GMNI," ungkapnya.
Ketua DPC Persatuan Alumni GMNI Madiun, Indra Priangkasa, dalam sambutannya menceritakan sejarah perjuangan bangsa dari era Budi Utomo hingga penculikan Soekarno-Hatta yang mendesak proklamasi kemerdekaan. Ia juga menyoroti kondisi mahasiswa di era reformasi yang memiliki suasana kondusif dan demokratis untuk mengembangkan diri.
"Karena itu manfaatkan, selain belajar di kampus menguasai akademik, juga perlu bergabung dalam organisasi untuk menguasai kepemimpinan," kata Indra, yang juga alumni GMNI Universitas Negeri Jember.
Indra menegaskan bahwa GMNI merupakan organisasi mahasiswa yang kiprahnya di luar kampus, dan tidak selalu terkait konotasi politik.
Sementara itu, Ketua DPK GMNI Komisariat UNIPMA, Aditya Arya Priatma, mengajak para mahasiswa untuk tidak hanya fokus belajar di kelas, melainkan juga menjadi "pejuang pemikir, pemikir pejuang."
"Jangan hanya datang ke kampus untuk belajar saja, tapi jadilah pejuang pemikir, pemikir pejuang," kata Aditya. Ia pun mengajak mahasiswa baru untuk bergabung dengan GMNI, yang disebutnya sebagai wadah untuk membela kaum marhaen dan yang tertindas. (hen)
What's Your Reaction?






