Legislator PKS  Soroti Ancaman Sampah 68 Juta Ton

08 Oct 2025 - 16:39
Legislator PKS  Soroti Ancaman Sampah 68 Juta Ton
Hj. Meitri Citra Wardani Anggota DPR RI dari Dapil VIII Jawa Timur saat ditemui di sela acara Bimbingan Teknis Pengurangan Sampah di Aston Mojokerto, Rabu (08/10/2025). (Foto:Santoso/afederasi.com)

Mojokerto,  (afederasi.com)  – Ancaman sampah, khususnya plastik, masih menjadi tantangan serius bagi Indonesia. Legislator RI Meitri Citra Wardani menekankan bahwa pengurangan sampah memerlukan pendekatan komprehensif, mulai dari regulasi hingga perubahan perilaku masyarakat.


Data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) tahun 2024 menunjukkan timbulan sampah di Indonesia mencapai 68 juta ton per tahun. Angka ini menjadi perhatian utama Anggota DPR RI dari Dapil VIII Jawa Timur tersebut.


"Berdasarkan data KLHK 2024, Indonesia menghasilkan 68 juta ton sampah per tahun. Sampah plastik masih menjadi ancaman. Adanya kegiatan ini untuk memberikan pendampingan intensif untuk masyarakat," tegas Meitri saat ditemui di sela acara Bimbingan Teknis Pengurangan Sampah di Aston Mojokerto, Rabu (08/10/2025).


Dalam paparannya, politisi yang duduk di Komisi XII DPR RI ini menjelaskan peran strategis lembaganya dalam menangani persoalan sampah melalui empat pilar utama.


Strategi 4 Pilar Komisi XII DPR RI Atasi Sampah


Meitri merinci keempat pilar tersebut secara gamblang:
1. Regulasi: Komisi XII aktif melakukan revisi dan harmonisasi peraturan terkait pengelolaan sampah dan ekonomi sirkular. Tujuannya, menciptakan payung hukum yang kuat dan mendukung.


2. Anggaran: Melalui fungsi anggaran, DPR mengawal alokasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) untuk pembangunan infrastruktur pendukung, seperti Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL), Tempat Pengolahan Sampah Reduce, Reuse, Recycle (TPS3R), dan Bank Sampah.


3. Pengawasan: Legislator secara ketat mengawasi implementasi program-program KLHK di lapangan, memastikan kebijakan yang ada berjalan efektif.


4. Advokasi Masyarakat: Melalui kegiatan seperti bimtek, DPR melakukan edukasi untuk mendorong perubahan perilaku masyarakat dari konsumtif menuju gaya hidup minim sampah.


“Masalah sampah bukan hanya soal estetika tapi juga soal keberlanjutan lingkungan dan keselamatan masyarakat,” tegas Meitri.


Di akhir pemaparannya, Meitri memberikan perspektif optimis. Ia menegaskan bahwa sampah yang dikelola dengan baik justru dapat memiliki nilai ekonomi yang tinggi.


"Sampah juga bisa bernilai ekonomi tinggi bila dikelola dengan baik. Seperti limbah kain jeans yang diubah menjadi barang seperti tas, topi, dan lain-lain," tandasnya.


Pernyataan ini diamini oleh salah satu peserta bimtek, Riani, dari Bank Sampah Induk Kota Mojokerto. Ia mengaku sangat terbantu dengan ilmu yang didapatkan.


"Kami terbantu sekali, tadi mendapat banyak pelajaran tentang bagaimana agar sampah tidak berakhir di TPA. Sampah yang dikelola dengan baik bisa bernilai ekonomi tinggi," ujar Riani.


Dengan adanya komitmen dari legislator dan respons positif dari pelaku di lapangan seperti ini, upaya kolektif menuju pengelolaan sampah yang berkelanjutan dan bernilai ekonomi di Jawa Timur semakin menunjukkan titik terang. (san)

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow