Krisis Kesiapsiagaan, Desa Tangguh Bencana di Tulungagung Masih Minim

Tulungagung, (afederasi.com) - Di tengah ancaman bencana yang terus meningkat, hanya belasan desa di Kabupaten Tulungagung yang telah ditetapkan sebagai desa tangguh bencana. Padahal, program ini sangat penting untuk mempercepat penanganan di desa-desa rawan bencana saat terjadi situasi darurat.
Kabid Pencegahan dan Kesiap Siagaan BPBD Kabupaten Tulungagung, Mohammad Fairuza Alhida, mengungkapkan bahwa dari 271 desa di Tulungagung, sebagian besar masuk dalam kategori rawan bencana. Meski demikian, hingga kini baru 14 desa yang telah dibentuk sebagai desa tangguh bencana.
"Sebagian besar desa di Tulungagung memang rawan bencana. Namun, pembentukan desa tangguh bencana masih sangat minim, baru mencapai 14 desa dari total 271 desa," ujar Fairuza pada Senin (15/7/2024).
Minimnya jumlah desa tangguh bencana disebabkan oleh keterbatasan anggaran. Setiap tahunnya, anggaran yang tersedia hanya mampu membentuk satu atau dua desa tangguh bencana. Padahal, inisiatif ini sangat penting untuk meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi bencana.
"Pembentukan desa tangguh bencana bertujuan agar masyarakat di desa tersebut lebih siap dan tanggap saat terjadi bencana. Meski demikian, kami akan terus berupaya agar seluruh desa di Tulungagung bisa menjadi desa tangguh bencana," tambah Fairuza.
Dalam program desa tangguh bencana, masyarakat akan mendapatkan pelatihan mitigasi dan evakuasi, serta pembentukan relawan yang siap membantu saat terjadi bencana. Tahun ini, ada empat desa yang akan dibentuk sebagai desa tangguh bencana, yaitu Desa Waung Kecamatan Boyolangu, Desa Gambiran Kecamatan Pagerwojo, Desa Talun Kulon Kecamatan Bandung, dan Desa/Kecamatan Tanggunggunung.
"Desa-desa ini rawan bencana, seperti potensi banjir, tanah longsor, dan angin kencang saat musim hujan, serta rawan kekeringan saat musim kemarau," jelas Fairuza.
Kondisi ini menunjukkan betapa rentannya Tulungagung terhadap bencana. Minimnya desa tangguh bencana memperlihatkan betapa perlunya alokasi anggaran yang lebih besar dan perhatian serius dari pemerintah pusat untuk mendukung upaya mitigasi bencana di daerah ini.
Dengan adanya upaya yang lebih signifikan, diharapkan Tulungagung bisa lebih siap menghadapi berbagai ancaman bencana, baik di musim kemarau maupun musim hujan. Tanpa dukungan yang memadai, risiko bencana akan terus menghantui masyarakat di desa-desa rawan bencana di Tulungagung.(riz/dn)
What's Your Reaction?






